PENGELOLAHAN PROGAM BK
BAB V
Analisis
kebutuhan
Program layanan bimbingan dan konseling dirancang sesuai dengan
data kebutuhan peserta didik, sekolah, dan orangtua. Data kebutuhan dikumpulkan
dan ditelaah untuk memperbaharui tujuan dan rencana program bimbingan dan
konseling. Bimbingan dan konseling telah direncanakan, dilaksanakan, dan
dievaluasi serta ditindak lanjuti sesuai dengan prioritas data kebutuhan yang
difasilitasi pemenuhanya dalam bidang dan komponen bimbingan dan konseling.
Kebutuhan dari peserta didik, satuan pendidikan, dan orang tua
diidentifikasi dengan berbagai instrumen non tes dan tes atau dengan
pengumpulan fakta, laporan diri, observasi, dan tes, yang diselenggakan oleh
konselor atau guru bimbingan dan konseling (BK) sendiri atau fihak lain yang
mempunyai kredibilitas dalam menjalanan tes tersebut. Hasil identifikasi
dianalisis dan diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan
bimbingan dan konseling.
Perencanaan
Perencanaan (action plans) sebagai alat yang berguna untuk merespon
kebutuhan yang telah teridentifikasi, mengimplementasikan tahap-tahap khusus
untuk memenuhi kebutuhan, dan mengidentifikasi fihak yang bertanggungjawab
terhadap setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program tahunan dan
semesteran serta pengimplementasiannya.
Sehingga, sejak awal sudah dirancang secara efisiensi dan
keefektivan program dan rencana pengukuran akuntabilitasnya. Program layanan
bimbingan dan konseling direncanakan sebagai program tahunan dan program
semesteran.
Pelaksanaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus memperhatikan aspek
penggunaan data dan penggunaan waktu yang tersebar ke dalam kalender akademik.
Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan memberikan informasi
yang penting dalam pelaksanaan program layanan dan akan diperlukan dalam
mengevaluasi program dalam kaitannya dengan kemajuan yang diraih peserta
didik/konseli.
Data dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan bimbingan dan
konseling sehubungan dengan perencanaan apa yang dikerjakan, apa yang tidak
dikerjakan, apa yang berubah atau ditingkatkan.
Data yang dikumpulkan dipilah menjadi data 3, diantaranya sebagai
berikut:
Data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas, Data jangka
menengah merupakan data kumpulan dari periode waktu tertentu, misalnya program
semesteran maka data yang dimaksud adalah data selama satu semester untuk
mengukur indikator kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,
dan Data jangka panjang merupakan sebuah data akhir dari serangkaian program
misalnya program tahunan yang merupakan data hasil seluruh aktivitas dan
dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik.
Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar dalam kalender
akademik. Oleh karena itu, Proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan setiap
komponen dan bidang bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkat
satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, jumlah konselor atau guru bimbingan
dan konseling, jumlah peserta didik yang dilayani.
Perhatian utama ditujukan kepada kebutuhan peserta didik sebagai
hasil analisis kebutuhan. Persentase dalam setiap distribusi waktu konselor
atau guru bimbingan dan konseling (BK) dalam setiap komponen program layanan
bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam satuan
pendidikan.
Sebagian besar waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling
(80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada peserta didik, sisanya (15%-20%)
untuk aktivitas manajemen dan administrasi. Kalender
aktivitas bimbingan dan konseling (BK) merupakan sebuah perencanaan program
semua komponen dan bidang layanan bimbingan dan konseling diatur sejalan dengan
kalender akademik satuan pendidikan.
Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses pembuatan
pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan dalam mencapai tujuan
program bimbingan dan konseling berdasar pada ukuran (standar) tertentu.
Dengan demikian evaluasi merupakan proses sistematis dalam
mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang efisiensi, keefektivan, dan
dampak dari program dan layanan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan
pribadi, sosial belajar, dan karir peserta didik/konseli. Evaluasi berkaitan
dengan akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan
konseling telah dicapai.
Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program bertujuan untuk
menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik berkembang sebagai hasil dari
layanan bimbingan dan konseling. Laporan akan digunakan sebagai pendukung
program lanjutan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya.
Laporan jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas program
jangka pendek. Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan
kemajuan ke arah perubahan dalam diri semua peserta didik. Isi dan format
laporan sejalan dengan kebutuhan untuk menyampaikan informasi secara efektif
kepada seluruh pemangku kepentingan.
Laporan juga akan menjadi informasi penting bagi pengembangan
profesionalitas yang diperlukan bagi konselor atau guru bimbingan dan
konseling.
Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling akan menjadi sebuha alat yang sangat penting dalam
tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan yang sudah direncanakan, mendukung
setiap peserta didik yang dilayani, mendukung digunakannya materi yang sesuai,
mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi
dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektivan
program digunakan untuk mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, lalu
direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, serta digunakan untuk
mendukung perubahan dalam suatu sistem sekolah.[1]
Tujuan
Menurut Dewa Ketut
Sukardi Dan Desak Made Sumiati (2005:3) tujuan program bimbingan dan konseling
disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum, dan (2) Tujuan Khusus. Tujuan
dimaksud adalah sebagai berikut :
Tujuan Umum Program Bimbingan
1. agar siswa dapar memperkembangkan pengertian dan pemahaman diri
dalam kemajuannya disekolah
2. agar siswa dapat memperkembangkan pengatahuan tetang dunia
kerja, kesempatan kerja serta rasa tanggung jawab dalam memilih suatu
kesempatan kerja tertentu.
3. agar siswa dapat memperkembangkan kemampuan untuk memilih dan
mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan
yang secara tepat dan bertanggung jawab.
4. agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan
harga diri orang lain.
Tujuan Khusus Program Bimbingan
1. agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam
memahami dirinya sendiri.
2. agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulotan dalam
memahami lingkungannya.
3. agar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
4. agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengastasi dan
menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dan lapangan
kerja secara tepat
Aspek-aspek
Penyusunan program bimbingan dan konseling dapat dikerjakan oleh tenaga ahli bimbingan
atau guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah dengan coordinator
bimbingan dan konseling yang melibatkan tenaga bimbingan yang lain. Penyusunan
program bimbingan dan konseling harus merujuk pada kebutuhan sekolah secara dan
lingkup bimbingan dan konseling di sekolah.
Achmad Juntika Nurihsan (2005:27) menguraikan aspek-aspek dalam
pengelolaan layanan bimbingan dan konseling disekolah yaitu:
a. Perencanaan program dan
pengaturan pelaksanaan bimbingan dan konseling
b. Pengorganisasian
bimbingan dan konseling.
c. Pelaksanaan program
bimbingan dan konseling
d. Mekanisme kerja
pengadministrasian kegiatan bimbingan kegiatan bimbingan dan konseling
e. Pola penanganan peserta
didik
f. Pemanfaatan fasilitas
pendukung kegiatan bimbingan dan konseling
g. Pengarahan supervise
dan penilaian kegiatan bimbingan dan konseling[2]
BAB VI
PERENCANAAN PROGAM BK
Pengertian
Perencanaan tidak
lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta
cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise
E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa:planning may be defined as the proses
by which manager set objective, asses the future, and develop course of action
designed to accomplish these objective[3]
Bimbingan dan
konseling dapat dikatakan sebagai “Soko guru” yang ketiga dalam sistem
pendidikan di sekolah selain pembelajaran (instruksional) dan administrasi
sekolah. Sebagi sub-sistem pendidikan di sekolah, bimbingan dan konseling dalam
gerak dan pelaksanaannya tidak pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan
bersistem.
Hal ini bertujuan agar pencapai hasil dalam konteks kontribusinya
bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya
program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan BK, analisis
situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, penetapan
metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel kegiatan, persiapan fasilitas
dan biaya kegiatan, dan perkiraan tentang hambatan kegiatan dan antisipasinya. Pengertian
program menurut T. Raka Joni (1981): “program adalah seperangkat kegiatan yang
dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk mencapai tujuan tertentu”[4]
Sifat Perencanaan
a. Kontribusi terhadap tujuan (contribution of onjective) Yaitu
perencanaan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah di rencanakan.
b. Kedudukan yang istemewa dari suatu perencanaan (primacy of
planning) Bahwa setiap perencanaan selalu mendapat tempat yang pertama dalam
suatu proses manajemen dan perencanaan harus mampu memberikan arah terhadap
proses manajemen selanjutnya.
c. Kemampuan pengisian dari planning (pervasiveness of planning) Yaitu
perencanaan merupakan dasar manajemen yang berisi tujuan dan cara
pencapaiannya.
d. Efisiensi dari perencanaan (effeciency of planning) Rencana yang
telah direncanakan dapat tercapai dengan cara yang efisien
Fungsi
Manfaat
Perencanaan Perencanaan mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan,
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah
utama,
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas,
d. Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
e. Standar pelaksanaan dan pengawasan,
f. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
g. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
h. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait,
i. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami,
j. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan
k. Menghemat waktu, usaha dan dana
Jenis Perencanaan
1. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan
dan dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi.
Berkaitan dengan tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk
mencapainya. Perencanaan ini merupakan proses dimana eksekutif / top manajer
meramal arah jangka panjang dari suatu entitas dengan menetapkan target
spesifik pada kinerja, dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal
untuk melakukan tindakan perencanaan yang dipilih.
Hal ini biasanya dilakukan dalam organisasi pada tingkat
manajerial, atau tingkat tertinggi perintah, yang dilakukan dengan cara taktik
dan prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau diberikan
perencanaan jangka panjang lebih dari 5 tahun. Perencanaan strategis juga
merupakan suatu hal untuk merencanakan strategi dalam segala hal, atau dalam
kehidupan sehari-hari setiap orang.
2. Perencanaan Taktis / Taktik
Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam
setiap area fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya
terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan
sumber daya yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan
besar dengan mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh
setiap kepala bagian.
Bagian taktis merupakan proses yang berkelanjutan, yang bertujuan
dalam waktu dekat, merampingkan pengambilan keputusan dan menentukan tindakan.
Bagian Ini dilakukan secara sistemik karena merupakan totalitas yang dibentuk
oleh sistem dan subsistem, seperti yang terlihat dari sudut pandang sistemik.
Apakah iteratif, dan proyek mana yang harus fleksibel dan menerima penyesuaian
dan koreksi. Teknik ini memungkinkan pengukuran siklus dan evaluasi sebagai
dijalankan yang secara dinamis dan interaktif dilakukan dengan orang lain, dan
merupakan teknik yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dari efisiensi.
3. Perencanaan Operasional
Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan
harus berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi dan
menafsirkan keputusan strategis, tingkat tertinggi, ke dalam rencana konkrit di
tengah dan membuat rencana yang akan dilakukan dan, pada gilirannya, dibagi
lagi menjadi rencana operasional dan rincian yang akan dijalankan pada tingkat
operasional. Karena jadwal pada tingkat operasional sesuai dengan set bagian
homogen dari perencanaan taktis, yaitu, mengidentifikasi prosedur spesifik dan
proses yang diperlukan di tingkat bawah organisasi, menyajikan rencana aksi
atau rencana operasional. Hal ini dihasilkan oleh tingkat organisasi yang lebih
rendah, dengan fokus pada kegiatan rutin perusahaan, oleh karena itu, rencana
dikembangkan untuk waktu yang singkat. Perencanaan Operasional ini dilakukan
pada karyawan di tingkat terendah dari organisasi.
Membuat perencanaan kecil sebuah organisasi dan merinci bagaimana
tujuan akan dicapai. Bahkan, semua titik dasar perencanaan terjadi di tingkat
operasional, yang sangat mempengaruhi dan menentukan, bersama dengan, hasil
taktik.Termasuk tugas-tugas operasional dan skema operasi yang benar dan
efisien dalam menjalani sistem pendekatan reduksionis proses khas ditutup. Hal
ini dilakukan berdasarkan proses diprogram dan teknik komputasi. Ini mengubah
ide menjadi kenyataan, atau mengeksekusi tujuan dari suatu tindakan melalui
berbagai rute, jangka pendek pekerjaan umumnya kurang dari 1 tahun.
4. Perencanaan Normatif
Mengacu pada penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang
ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan
standar, metodologi dan metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan. Standar-standar
tentang pendirian aturan dan atau undang-undang dan atau kebijakan dalam setiap
kelompok atau organisasi, terutama untuk menjaga pengendalian, pemantauan dan
pengembangan perencanaan dan pengembangan standar dan kebijakan. Perencanaan
berhubungan erat dengan desain struktur organisasi. Ini berlaku di daerah yang
sangat spesifik, yang umumnya adalah mereka yang mengawasi dan menentukan aspek
pada tingkat lainnya tidak dapat dipisahkan[5]
[1]
https://irvanhermawanto.blogspot.co.id/2017/10/mekanisme-bimbingan-konseling.html
[3]
http://definisimu.blogspot.co.id/2012/08/definisi-perencanaan.html
[4]
http://www.idsejarah.net/2014/01/manajemen-program-bk-di-sekolah.html
[5]
https://simanjuntakamanda.wordpress.com/2014/10/19/manfaat-perencanaan-dan-jenis-perencanaan-dalam-organisasi-tugas-sofskill-minggu-ke-3/
Komentar
Posting Komentar