PSIKOLOGI KEPRIBADIAN "KEPRIBADIAN MENYIMPANG"
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
MASALAH
Kepribadian (personality)
merupakan suatu susunan sistem psikofisik (psikis dan fisik yang berpadu dan
saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku) yang kompleks dan dinamis
dalam diri seorang individu, yang menentukan penyesuaian diri individu tersebut
terhadap lingkungannya, sehingga akan tampak dalam tingkah lakunya yang unik
dan berbeda dengan orang lain. Namun, pada kenyataannya tidak semua individu
mempunyai kepribadian yang sempurna. Sebagian dari mereka mempunyai ganggauan
pada kepribadian baik berupa kepribadian menyimpang maupun perilaku abnormal.
Gangguan yang dialami tersebut dapat disebabkan oleh perpaduan beberapa faktor,
seperti faktor hereditas, harapan yang tidak tercapai maupun faktor pengalaman
hidup yang dialami pada masa anak-anak. Selain itu faktor lingkungan dan budaya
juga diyakini dapat membentuk pola gangguan kepribadian, misalnya lingkungan
dan budaya yang bersifat keras, tidak toleran, suka menghukum (punitif),
agresif dapat menanamkan dasar pembentukan gangguan paranoid dan antisosial.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian kepribadian yang menyimpang ?
2. Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian menyimpang ?
3. Apa saja
permasalah kepribadian yang menyimpang ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui
pengertian kepribadian yang menyimpang ?
2. Mengetahui
faktor yang mempengarui kepribadian menyimpang ?
3. Mengetahui
bagaiman kepribadian yang menyimpang ?
BAB II
PEMBAHASAN
Kepribadian yang menyimpang
Istilah
penyimpangan perilaku sering digunakan pada istilah gangguan emosional (emotional
disturbance) dan ketidak mampuan penyesuaian diri (maladjusment) dengan berbagai bentuk variasinya. Perilaku
menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam
sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai
bagian dari pada makhluk sosial. Menurut Bruce J Cohen, kepribadain
menyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri
dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Sedangkan
Menurut Robert M.Z Lawang, kepribadian menyimpang adalah suatu tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system social. Kartini
kartono (patologi sosial jilid 1, 2005) berpendapat bahwa penyimpangan
merupakan tingkah laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau ciri-ciri
karakteristik rata-rata dari rakyat kebanyakan,
Dari beberapa
defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa “tingkah laku menyimpang” adalah
suatu tindakan perbuatan yang bertentangan dengan hukum, agama, dan norma-norma
masyarakat sehingga akibatnya dapat merugikan orang lain, mengganggu ketentuan
umum dan juga merusak dirinya sendiri
Ciri Kepribadian Yang
Menyimpang
Menurut Paul B. Horton, penyimpangan sosial memiliki
enam ciri sebagai berikut.
A. Penyimpangan harus dapat didefinisikan
Tidak
ada satupun perbuatan yang begitu saja dinilai menyimpang Suatu perbuatan
dikatakan menyimpang jika memang didefinisikan sebagai menyimpang. Perilaku menyimpangn bukannlah semata-mata ciri
tindakan yang dilakukan orang, melainkan akibat dari adanya peraturan dan
penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut.
Singkatnya, penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasarkan
kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
B. Penyimpangan
bisa diterima atau bisa juga ditolak
Perilaku
menyimpang tidak selalu merupakan hal yang negatif. Ada beberapa penimpangan
yang diterima bahkan dipuji dan dihormati, seperti orang jenius yang
mengemukakan pendapat-pendapat baru yang kadang kadang bertentangan dengan
pendapat umum atau pahlawan yang gagah berani dan sering terlibat peperangan.
Sedangkan perampokan, pembunuhan terhadap etnis tertentu, dan menyebarkan teror
dengan bom atau gas beracun, termasuk dalam penyimpangan yang ditolak dalam
masyarakat.
C. Penyimpangan
relatif dan penimpangan mutlak
Pada
kebanyakan masyarakat modern, tidak ada seorang pun yang masuk kategori
sepenuhnya penurut (konformis) ataupun sepenuhnya penyimpang. Alasannya, orang
yang termasuk kedua kategori ini justru akan mengalami kesulitan dalam
kehidupannya. Oleh sebab itu, pada dasarnya semua orang normal pun sesekali
pernah melakukan tindakan menyimpang, tetapi pada batas-batas tertentu yang
bersifat relative untuk setiap orang. Perbedaannya hanya pada frekuensi dan
kadar penyimpangannya saja. Orang yang tadinya penyimpang mutlak lambat laun
juga harus berkompromi dengan lingkungannya.
D. Penyimpangan
terhadap budaya nyata atau budaya ideal
Budaya ideal
di sini adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat. Tetapi dalam kenyataannya,
tidak ada seorangpun yang patuh terhadap segenap peraturan resmi
tersebut. Antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan.
Artinya, peraturan yang telah menjadi pengatahuan umum dalam kenyataan
kehidupan sehari-hari cenderung banyak dilanggar.
E. Terdapat
norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
Apabila
pada suatu masyarakat terdapat nilai atau norma yang melarang suatu perbuatan
yang ingin sekali diperbuat oleh banyak orang, maka akan muncul “norma-norma
penghindaran”. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang
untuk memenuhi keinginan mereka tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan
secara terbuka. Jadi, norma-norma penghindaran merupakan suatu bentuk
penyimpangan perilaku yang bersifat setengah melembaga (semi-
institutitionalized).
F. Penyimpangan
sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)
Penyimpangan
sosial tidak selalu menjadi ancaman karena kadang-kadang dapat dianggap sebagai
alat pemelihara stabilitas sosial. Di satu pihak, masyarakat memerlukan
keteraturan dan kepatian dalam kehidupan. Kita harus mengetahui, sampai batas
tertentu, perilaku apa yang kita harapkan dari orang lain, apa yang orang lain
inginkan dari kita, serta wujud masyarakat seperti apa yang pantas bagi
sosialisasi anggotanya. Di lain pihak, perilaku menyimpang merupakan salah satu
cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial. Tanpa suatu
perilaku menyimpang, penyesuaian budaya terhadap perubahan kebutuhan dan
keadaan akan menjadi sulit. Tidak ada masyarakat yang mampu bertahan dalam
kondisi statis untuk jangka waktu lama. Masyarakat yang terisolasi sekalipun
akan mengalami perubahan. Perubahan ini mengharuskan banyak orang untuk
menerapkan norma-norma baru.
Faktor
Penyebab Penyimpangan Perilaku
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab
penyimpangan perilaku dapat diklasifikasikan atas dua kategori, yaitu: kondisi
biologis (hereditas,) dan kondisi
psikologis.
Kondisi Biologis
Faktor
hereditas. Hasil-hasil
penelitian mengungkapkan bahwa karakteristik anak dapat
dipengaruhi oleh faktor genetic yang bersifat bawaan dari orang tua,
sebuah penelitian menunjukan bahwa faktor hereditas memberikan kontribusi
terhadap penyimpangan perilaku (Lahey & Ciminero, 1980).
Kondisi Psikologis
Kondisi
psikologis dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku. Kondisi-kondisi
tersebut dapat bersumber dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat atau
faktor yang bersumber dari individu sendiri seperti stres. Beberapa faktor
penyebab perilaku menyimpang yang bersumber dari lingkungan keluarga
seperti perceraian orang tua, ketidak hadiran orang tua, konflik
orang tua, penyimpangan perilaku orang tua ( antisosial, sikap bermusuhan,
penyelahgunaan obat,)
Bentuk
Perilaku Menyimpang
Penyimpangan perimer
Penyimpangan
perimer adalah penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara dan hanya
menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang. Menurut Edwin M. Lemerd yang
berpendapat bahwa seseorang yang telah melakukan penyimpangan tahap primer
(pertama) lalu oleh masyarakat sudah diberikan cap sebagai penyimpang, maka
orang tersebut terdorong untuk melakukan penyimpangan sekunder (tahap lanjut)
denagn alas an “kepalang tanggung”.
Ciri
penyimpangan primer antara lain:
1 Bersifat sementara
2 Gaya hidupnya tidak didominasi oleh prilaku menyimpang
3 Masyarakat masih mentolelir/menerima
Penyimpangan sekunder
Penyimpangan sekunder adalah perbuatan yang dilakukan
secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang.
Ciri-ciri penyimpangan sekunder antara lain:
1. Gaya hidup didominasi oleh perilaku
menyimpang
2. Masyarakat tidakbisa mentolelir
perilakumenyimpang tersebut.
Penyimpangan individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang
dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Contohnya pencurian yang dilakukan
sendiri.
Penyimpangan kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang
dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang
dari norma-norma masyarakat yang berlaku. Contohnya, geng kejahatan atau mafia.
Penyimpangan situasional
Penumpangan jenis ini disebabkan oleh pengruh
bermacam-macam kekuatan situsional/sosial diluar individu dan memaksa individu
tersebut untuk berbuat menyipang. Contohnya, seorang suami mencuri karena
melihat anak istrinya kelaparan.
Penyimpangan sistematika
Penyimpangan sistematika adalah suatu sistem tingkah
laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai, norma-norma, dan
moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum. Segala pikiran dan
perbutan yang menyimpang itu kemudian dibenarkan oleh semua anggota kelompok.
Contoh
Perilaku Menyimpang
Penyalahgunaan narkoba
Pada
awalnya, sebagian narkotika dan obat-obatan terlarang dipergunakan oleh
kalangan dokter sebagai usaha untuk mengurangi rasa sakit berlebihan yang
dialami oleh pasien-pasiennya. Akan
tetapi, obat-obat tersebut akhirnya menjadi “obat terlarang” karena digunakan
oleh orang-orang yang sehat secara jasmani untuk mengurangi tingkat kesadaran
dan memperoleh perasaan nikmat meskipun sesaat.
Perkelahian pelajar
Perkelahian
antar pelajar, sering disebut tawuran antarpelajar, tawurn menjadi masalah yang
cukup serius karena peserta tawuran cenderung mengabaikan norma-norma yang ada
melibatkan korban yang tidak besalah, dan merusak benda-benda yang berada
disekitarnya.
Perilaku seksual diluar nikah
Mengenai
perilaku seksual diluar nikah, sejak dulu manusia telah membuat seperangkat
tata nilai dan norma-norma, baik norma agama, adat istiadat maupun hukum
tertulis yang mengatur perilaku hubungan seksual agar fungsi reproduksi manusia
dapat berlangsung tanpa mengganggu ketertiban sosial.
Usaha
Untuk Menanggulangi Perilaku Menyimpang
Penyimpangan tingkah laku hendaknya
hanya merugikan dirinya sendiri, masa depannya akan tetapi juga mengganggu
orang lain dan menghancurkan harapan orang tua, sekolah dan bangsa. Oleh karena
itu diperlukan adanya tindakan nyata dari berbagai pihak untuk
menanggulanginya. Usaha itu dapat bersifat : pencegahan (preventif),
pengentasan (cruative) dan pembinaan (corektive).
Usaha Preventif
Usaha preventif adalah : usaha yang dilakukan secara
sistematis, berencana dan terarah kepada tujuan untuk menjaga agar tingkah laku
menyimpang itu tidak timbul. Berbagai usaha preventif dapat dilakukan yaitu:
Usaha di Rumah Tangga (Keluarga)
Menciptakan kehidupan rumah tangga yang beragama.
Artinya membuat suasana rumah tangga atau keluarga menjadi kehidupan yang taat
dan bertaqwa kepada Allah di dalam kegiatan sehari-hari.
Menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis dimana
keluarga, ayah, ibu, dan anak tidak terdapat pertentangan atau percekcokan. Hal
ini dapat dilakukan dengan memberikan memberikan waktu luang nuntuk berkumpul
bersama dengan anak-anak terutama diwaktu makan bersama.
Adanya kesamaan norma-norma yang dipegang antara ayah,
ibu dan keluarga lainnya di rumah tangga dalam soal mengatur anak.
Memberikan kasih sayang secara wajar kepada anak-anak.
Tetapi janganpula kasih sayang ibu berlebihan karena akan berakibat pada
anak-anak menjadi manja.
Memberikan kasih sayang cukup terhadap kebutuhan
anak-anak. Dalam hal ini berarti menumbuhkan kewibawaan pada orang tua akan
menimbulkan sikap penurutan yang wajar pada anak.
Memberikan pengawasan secara wajar terhadap pergaulan
anak dilingkungan masyarakat.
Usaha di Sekolah
Guru hendaknya memahami aspek-aspek psikis murid
dengan memiliki ilmu-ilmu tertentu antara lain : psikologi perkembangan,
bimbingan dan penyuluhan, serta ilmu mengajar.
Mengintensifkan pelajaran agama dan mengadakan tenaga
guru agama yang ahli dan berwibawa serta mampu bergaul secara harmonis dengan
guru-guru umum lainnya.
Mengintensifkan bagian bimbingan dan penyuluhan
disekolah dengan jalan mengadakan tenaga ahli atau mengantar guru-guru untuk
mengolah bagian ini.
Adanya kesamaan norma-norma yang dipegang oleh
guru-guru. Hal ini akan menimbulkan kekompakan dalam membimbing murid-murid.
Melengkapi fasilitas pendidikan.
Perbaikan ekonomi guru yaitu menyelaraskan gaji guru
dengan kebutuhan hidup sehari-hari.
Usaha di Masyarakat
Masyarakat adalah tempat pendidikan ketiga sesudah
rumah dan sekolah ketiganya haruslah mempunyai keseragaman dalam mengarahkan
anak untuk tercapainya tujuan pendidikan. Apabila salah satu pincang maka yang
lain akan turut pincang pula.
Usaha Kuratif
Usaha kuratif adalah usaha pencegahan terhadap
gejala-gejala tingkah laku menyimpang tersebut, agar kenakalan itu tidak meluas
dan merugikan masyarakat. Usaha kreatif secara formal dilakukan oleh Polri dan kejaksaan
negeri. Sebab jika terjadi surat kenakalan berarti sudah terjadi suatu
pelanggaran hukum yang dapat berakibat merugikan diri mereka dan masyarakat.
Usaha Pembinaan
Usaha pembinaan yang dimaksud adalah Pembinaan
terhadap anak didik yang tidak melakukan kenakalan, Pada hal ini dilaksanakan
pembinaan dirumah, sekolah dan masyarakat. Pembinaan terhadap anak didik
yang telah mengalami tingkah laku menyimpang yang telah menjalani suatu hukuman
karena kenakalannya. Hal ini perlu
dibina agar mereka tidak mengulangi lagi kenakalan tersebut.
Pengalaman dapat diarahkan dalam beberapa aspek yaitu
:
Pembinaan
mental dan kepribadian beragama.
Pembinaan mental ideologi negara yaitu Pancasila
Pembinaan kepribadian yang wajar untuk
mencapai pribadi yang stabil.
Pembinaan
ilmu pengetahuan
Pengembangan bakat-bakat khusus
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Tingkah laku menyimpang merupakan tingkah laku yang
melanggar hukum, peraturan dan nilai yang berlaku di masyarakat yang dijunjung
tinggi, sehingga menimbulkan kehancuran bagi kehidupan remaja itu sendiri,
orang lain dan lingkungan alam sekitarnya.
Penyebab tingkah laku menyimpang adalahgangguan
psikologi atau kepribadian seperti: tidak merasa puas dengan kehidupan dirinya
sendiri karena potensi psikis maupun fisik yang tidak tersalurkan, nilai atau
filsafat hidup yang salah dan mengalami gangguan emosi karena berbagai sebab.
Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan
baik dalam penyajiannya maupun teknis penyusunannya. Oleh sebab itu, kritik dan
saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan.
Daftar pustaka
Muin Idanto, Sosiologi SMA/MA Untuk
Kelas X, Jakarta; Erlangga, 2006
Rahman, Taupik, dkk, Sosiologi 1 Suatu
Kajian Kehidupan MAsyarakat, Jakarta; Yudistira, 2007
Thalib, Syamsul Bahri, Psikologi
Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, cet ke 1, Jakarta; Kencana,
2010
Sarwono, Sarlito W, Pengantar Psikologi
Umum,cet ke 2, Jakarta; RajaGrafindo Persada, 2010
file:///C:/Users/Asuspc/Downloads/Blog%20Kumpulan%20Makalah_%20Makalah%20Perilaku%20Menyimpang.html
Komentar
Posting Komentar