PSIKOLOGI SOSIAL KEKUASAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kekuasaan adalah kemampuan yang mungkin untuk memaksa orang lain.
Kekuasaan sangat berkaitan erat dengan wewenang. Perbedaan antara kekuasaan
dengan wewenang adalah bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dapat
dinamakan kekuasaan. Sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada
seseorang atau sekelompok orang, yang mempunyai dukungan atau mendapat
pengakuan dari masyarakat.
Oleh karena itu, kekuasaan sangat menarik perhatian para ahli ilmu
pengetahuan kemasyarakatan.Kekuasaan dapat menciptakan kelas-kelas sosial di
masyarakat,adapun yang menciptakan kelas-kelas sosial dan ketimpangan kekuasaan
adalah pembagian kerja dalam kegiatan produksi dan hubungan sosial dalam
produksi.
Kekuasaan senantiasa ada di dalam setiap masyarakat, baik yang
masih bersahaja, maupun yang sudah besar atau rumit susunannya. Misalnya, seorang
Dosen. Ia mempunyai kekuasaan untuk menyelenggarakan kegiatan kuliah dengan
mahasiswanya, kemudian memberikan kuis kepada mahasiswanya, dll. Dari
pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap orang memiliki
kekuasaan yang berbeda-beda.
Akan tetapi, walaupun selalu ada, kekuasaan tidak dapat dibagi rata
kepada semua anggota masyarakat. Justru karena pembagian yang tidak merata tadi
timbul makna yang pokok dari kekuasaan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
teori kekuaan ?
2. Mengapa
harus mempelajari teori kkuasaan ?
3. Bagaimana
masalah dalam teori kekuasaan ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui teori kekuasaan
2. Untuk
memehami teori kekuasaan
3. Untuk
memahami apa saja yang te rkait dalam teori kekuasaan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Kekuasaan
Kekuasaan adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan aktivitas
sebuah kelompok menuju suatu tujuan bersama. Menurut Gibson Kekuasaan
adalah Kemampuan seseorang untuk memperoleh seuatu sesuai dengan cara yang
dikehendaki.
Menurut
Max Weber Kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk
menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri dengan sekaligus
menerapkannya terhadap tindakan-tinakan perlawanan dari orang-orang atau
golongan-golongan tertentu.
Menurut
Lewin Kekuasaan adalah kemampuan potensial dari seseorang/kelompok orang untuk mempengaruhi
yang lain dalam sistem yang ada. Ada dua konsepsi berbeda tentang kekuasaan
yang dianut dalam bahasa awam
1.
Kekuasaan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi individu-individu lain.
2.
Kekuasaan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pembuatan keputusan kolektif.
Kita
sering mengatakan bahwa seseorang memiliki kekuasaan atas orang lain, yang
berarti bahwa orang pertama dapat membuat orang kedua bertindak menurut apa
yang diinginkan oleh orang pertama, dan orang kedua bertindak menurut apa yang
diinginkan oleh orang pertama, dan orang kedua tidak bisa memilih tindakan lain
Teori
Kekuasaan Menurut French & Raven
Adapun
sumber kekuasaan menurut french & raven ada 5 kategori yaitu;
1).
Kekuasaan paksaan (coercive power)
Kekuasaan imbalan seringkali dilawankan
dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk menghukum. Hukuman adalah
segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang
menerimanya.
Pemberian hukuman kepada seseorang
dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak
baik/merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang
bermanfaat. Para manajer menggunakan kekuasaan jenis ini agar para pengikutnya
patuh pada perintah karena takut pada konsekuensi tidak menyenangkan yang
mungkin akan diterimanya.
Jenis hukuman dapat berupa pembatalan memberikan
konsekwensi tindakan yang menyenangkan; misalnya pembatalan promosi, pembatalan
bonus; maupun pelaksanaan hukuman seperti skors, phk, potong gaji, teguran di
muka umum, dan sebagainya. Meskipun hukuman mungkin mengakibatkan dampak
sampingan yang tidak diharapkan, misalnya perasaan dendam, tetapi hukuman
adalah bentuk kekuasaan paksaan yang masih digunakan untuk memperoleh kepatuhan
atau memperbaiki prestasi yang tidak produktif dalam organisasi.
2).
Kekuasaan imbalan (insentif power)
kemampuan seseorang untuk memberikan
imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena kepatuhan mereka. Kekuasaan
imbalan digunakan untuk mendukung kekuasaan. Jika seseorang memandang bahwa
imbalan, baik imbalan ekstrinsik maupun imbalan intrinsik, yang ditawarkan
seseorang atau organisasi yang mungkin sekali akan diterimanya, mereka akan
tanggap terhadap perintah. Penggunaan kekuasaan imbalan ini amat erat sekali
kaitannya dengan teknik memodifikasi perilaku dengan menggunakan imbalan
sebagai faktor pengaruh.
3).
Kekuasaan sah (legitimate power)
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki
kekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang
mempunyai kedudukan sederajat dalam organisasi, misalnya sesama manajer,
mempunyai kekuasaan legitimasi yang sederajat pula.
Kesuksesan penggunaan kekuasaan
legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkan seni
aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa dengan
wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan peranan
penting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi.
Jika bawahan memandang penggunaan
kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat, mereka akan
patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldak sah, mereka
mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akan sangat
tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam
organisasi yang bersangkutan.
4).
Kekuasaan pakar (expert power)
Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika
ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki
keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai mempunyai
kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah. Semakin sulit mencari pengganti
orang yang bersangkutan, semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini
adalah suatu karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan,
dan paksaan sebagian besar ditentukan oleh organisasi, karena posisi yang
didudukinya.
Contohnya ; Pasien dirumah sakit
menganggap dokter sebagai pemimpin atau panutan karena dokterlah uang dianggap
paling ahli untuk menyembuhkan penyakit
5).
Kekuasaan rujukan (referent power)
banyak individu yang menyatukan diri
dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku
orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan
panutan.
Seseorang yang berkarisma; misalnya
seorang manajer ahli, penyanyi, politikus, olahragawan; dikagumi karena
karakteristiknya. Pemimpin karismatik bukan hanya percaya pada keyakinan–keyakinannya
sendiri (factor atribusi), melainkan juga merasa bahwa ia mempunyai
tujuan-tujuan luhur abadi yang supernatural (lebih jauh dari alam nyata).
Para pengikutnya, di sisi lain, tidak hanya
percaya dan menghargai sang pemimpin, tetapi juga mengidolakan dan memujanya
sebagai manusia atau pahlawan yang berkekuatan gaib atau tokoh spiritual
(factor konsekuensi). Jadi, pemimpin kharismatik berfungsi sebagai katalisator
dari psikodinamika yang terjadi dalam diri para pengikutnya seperti dalam
proses proyeksi, represi, dan regresi yang pada gilirannya semakin dikuatkan
dalam proses kebersamaan dalam kelompok.
Dalam masa puncaknya, bung karno
misalnya; diberi gelar paduka yang mulia, panglima besar abri, presiden seumur hidup, petani
agung, pramuka agung, dan berbagai gelar
yang lainnya.
Kategori
Kekuasaan Menurut French & Raven (1959)
kekuasaan
imbalan target taat agar ia mendapat
ganjaran / imbalan yang diyakini dikuasai atau dikendalikan oleh agent.
kekuasaan
paksaan target taat agar ia terhindar dari hukuman yang diyakini dan diatur
oleh agent.
kekuasaan
sah target taat karena ia yakin bahwa agent mempunyai hak untuk membuat
ketentuan atau peraturan dan bahwa target mempunyai kewajiban untuk taat.
kekuasaan
pakar target taat karena ia yakin atau
percaya bahwa agent mempunyai pengetahuan khusus tentang cara yang terbaik
untuk melakukan sesuatu.
kekuasaan
rujukan target taat karena ia memuja agent atau mengidentifikasi dirinya dengan
agent dan mengharapkan persetujuan agent.
Hakikat
Kekuasaan
Hakikat
kekuasaan dapat terwujud dalam hubungan yang simetris dan asimetris. Hubungan
Simetris berkaitan dengan hubungan persahabatan, hubungan sehari-hari dan
hubungan yang bersifat ambivalen. Kemudian hubungan asimetris berkaitan dengan
popularitas, peniruan, mengikuti perintah, tunduk pada pemimpin formal atau
informal,dll. Dalam kenyataan terdapat lebih banyak hubungan asimetris daripada
hubungan simetris, oleh karena hubungan simetris merupakan tujuan ideal yang
jarang tercapai.
Kekuasaan
mempunyai aneka macam bentuk dan bermacam-macam sumber.Berikut macam-macam
sumber kekuasaan tsb:
1.Militer Penguasa akan lebih banyak
menggunakan paksaan serta kekuatan militer didalam melaksanakan kekuasaanya.Tujuan
utamanya adalah untuk menimbulkan rasa takut alam diri masyarakat sehingga
mereka tunduk kepada kemauan penguasa atau sekelompok orang-orang yang dianggap
sebagai penguasa.
2.Ekonomi Penguasa berusaha untuk
menguasai kehidupan masyarakat dengan jalan menguasai ekonomi serta kehidupan
rakyat tsb, penguasa dapat melaksanakan peraturan-peraturannya serta akan
menyalurkan perintah-perintahnya dengan dikenakan sanksi-sanksi tertentu.
3.Politik Penguasa dan Pemerintah
berusaha untuk membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat. Caranya
dengan meyakinkan atau memaksa masyarakat untuk menaati peraturan-peraturan
yang telah dibuat oleh badan-badan yang berwenang dan yang sah.
4.Hukum Penguasa dan Pemerintah membuat
hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dan meberi sanksi yang tegas pada
pelanggarnya.
5.Tradisi Dengan cara menyesuaikan
tradisi, pemegang kekuasaan dengan tradisi yang dikenal di dalam sesuatu
masyarakat,pelaksanaan kekuasaan dapat berjalan dengan lebih lancar.
6.Ideologi Penguasa-penguasa dalam
masyarakat biasanya mengemukakan serangkaian ajaran-ajaran atau doktrin-doktrin
yang bertujuan untuk menerangkan dan sekaligus memberi dasar pembenaran bagi
plaksanaan kekuasaannya. Hal itu dilakukan supaya kekuasaan dapat menjelma
menjadi wewenang.
Unsur-Unsur
Kekuasaan
1.Rasa
Takut
Perasaan takut pada seseorang (yang
merupakan penguasa,misalnya) menimbulkan suatu kepatuhan terhadap segala
kemauan dan tindakan orang ynag ditakuti tadi. Rasa Takut merupakan perasaan
negatif karenaseseorang tunduk kepada orang lain dalam keadaan terpaksa. Orang
yang mempunyai rasa takut akan berbuat segala sesesuatu yang sesuai dengan
keinginan oarang yang ditakutinya agar terhindar dari kesukaran-kesukaran yang
akan menimpa dirinya,seandainya dia tidak patuh.
Contoh: Seorang preman menyuruh anak
buahnya untuk memalak di pasar. Preman mengancam akan menganiaya anak buahnya
apabila anak buahnya tsb tidak mematui perintahnya.Si anak buah tadi
melaksanakan perintah preman tsb karena takut. Apaila Ia tidak melaksanakan
perintahnya dia akan dianiaya oleh preman tadi.
2.Rasa
Cinta
Rasa Cinta menghasilkan
perbuatan-perbuatan yang pada umumnya positif. Orang-orang lian bertindak
seseuai dengan kehendak pihak yang berkuasa untuk menyenangkan semua pihak.Rasa
Cinta biaanya telah mendarahdaging dalam diri seseorang atau sekelompok
orang.Rasa Cinta yang efisien seharusnya dimulai dari pihak penguasa.
Contoh: Si A dan si B berpacaran,Si A
berkuasa atas si B. Kemudian A menyuruh B membelikannya bunga. Si B mau
membelikan bunga karena didasari rasa cintanya kepada si A.
3.Kepercayaan
Kepercayaan dapat timbul sebagai hasil
hubungan langsung antara dua orang atau lebih yang bersifat asosiatif .Misalnya,B
sebagai orang yang dikuasai mengadakan hubungan langsung dengan A sebagai
pemegang kekuasaan.B percaya sepenuhya kepada A kalau A akan selalu bertindak
dan berlaku baik.Dengan demikian,setiap keinginan A akan selalu dilaksanakan
oleh B.
Contoh: Seorang Ustadz memerintah
santrinya.Si Santri akan patuh dan memenuhi perintah dari ustadnya karena antri
percaya pada ustadnya bahwa apa yang diperintah tsb adalah perbuatan yang baik.
4.Pemujaan
Di dalam sistem pemujaan, seseorang atau
sekelompok orang yang memegang kekuasaan mempunyai dasar pemujaan dari
orang-orang lain. Akibatnya adalah segala tindakan penguasa dibenarkan atau
setidak-tidaknya dianggap benar.
Contoh: Seorang raja mendapatkan
pemujaan dari rakyat-rakyatnya, jadi segala perintah/tindakan yang dilakukan
oleh sang raja dianggap benar oleh rakyatnya.
Beberapa
Bentuk Lapisan Kekuasaan
Menurut
Mac Iver, ada 3 pola umum sistem lapisan kekuasaan/piramida kekuasaan :
1. Tipe Pertama (Tipe Kasta) adalah
sitem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan baku. Biasanya
dijumpai pada masyarakat berkasta, dimana hampir-hampir tak terjadi gerak
social vertical. Pada puncak piramida, duduk penguasa tertinggi (misalnya
Raja), yang didukung oleh bangsawan, tentara dan para pendeta. Lapisan kedua
terdiri para petani dan buruh tani. Kemudian lapisan terendah terdiri dari para
budak.
2.Tipe Kedua (Tipe Oligarkis) masih
mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi dasar pembendaan kelas-kelas
social ditekan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang
diberikan kepada warga untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu.
3.Tipe Ketiga (Tipe Demokratis).
Menentukan kenyataan akan adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya mobile
sekali. Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang penting adalah kemampuan dan
kadang-kadang fator keberuntungan. Tipe ini terbukti dari anggota-anggota
parpol yang dalam suatu masyarakat demokrasi dapat mencapai kedudukan-kedudukan
tertentu melalui partai.
Bentuk kekuasaan pada
masyarakat-masyarakat tertentu di dunia ini beraneka macam dengan masing-masing
polanya. Dengan adanya bentuk-bentuk lapisan kekuasaan tersebut makan akan
menimbulkan kelas sosial dalam masyarakat. Adapun yang menciptakan kelas-kelas
sosial dan ketimpangan kekuasaan adalah pembagian kerja dalam kegiatan produksi
dan hubungan sosial dalam produksi.
Dalam setiap masyarakat terdapat dua
kelas penduduk, satu kelas yang menguasai dan satu kelas yang dikuasai. Jumlah
penguasa selalu lebih sedikit dibanding dengan yang dikuasai. Beberapa orang
memiliki lebih banyak kekuasaan dari pada yang lain hingga membentuk
lapisan-lapisan kekuasaan. Dan dalam lapisan yang paling berkuasa terdapat
sejumlah kelompok-kelompok yang fungsinya berbeda-beda.
Konsep
Kelas-Kelas Sosial
Kekas
Sosial (social clas) adalah semua orang dan keluaraga yang sadar akan kedudukan
didalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu diketahui serta diakui
oleh masyarakat umum. Apabila pengertian kelas ditinjau secara lebih mendalam,
maka akan dapat dijumpai beberapa kriteria yang tradisional, yaitu :
1. Besar jumlah anggota-anggota.
2.
Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya.
3. Kelanggengan.
4. Tanda/lambang-lambang yang merupakan
ciri khas.
5. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok
itu terhadap kelompok lain).
6. Antagoni tertentu.
Sehubungan dengan kriteria tersebut
diatas, kelas memberikan fasilitas-fasilitas hidup yang terlalu (life
chances) bagi anggotanya. Misalnya keselamatn atas hidup dan harta benda,
kebebasan, standar hidup yang tinggi, dsb, yang dalam arti-arti tertentu tidak
dipunyai oleh para warga kelas-kelas lain.
Menurut
pandangan Marxist, penggunaan kekuasaan dalam masyarakat merupakan suatu segi
dari hubungan antara kelas-kelas sosial. Adapun yang menciptakan kelas-kelas
sosial dan ketimpangan kekuasaan adalah pembagian kerja dalam kegiatan produksi
dan hubungan sosial dalam produksi.
Kemudian
Karl Max mengembangkan konsep Sejarah Perjuangan Kelas, yang terdiri dari Kaum
Borjuis atau Kaum Kapitalis dan Kaum Proletar. Kaum Kapitalis adalah kaum yang
menguasai alat-alat produksi dan modal. Sedangkan Kaum Proletar adalah Kaum
yang tidak menguasai alat-alat produksi dan modal atau pekerja yang tidak
memiliki apa-apa.
Dalam
kehidupannya kaum proletar akan memberontak melawan kaum kapitalis, kemudian
dari konflik tersebut akan melahirkan masyarakat tanpa kelas. Hubungan antara
kedua kelas tersebut merupakan hubungan konflik, dan konflik antar kelas inilah
yang menimbulkan kekuatan untuk mengadakan perubahan sosial.
Contoh
Kelas-Kelas Sosial
Misalnya
seseorang pengusaha yang sukses, dan ia memiliki banyak modal serta menguasai
alat-alat produksi. Kemudian pengusaha tersebut mendirikan pabrik. Pabrik
tersebut membutuhkan banyak tenaga kerja/buruh. Kemudian dalam kekuasaanya,
pengusaha atau majikan tersebut berlaku semena-mena terhadap buruhnya. Para
buruh harus bekerja siang dan malan tidak boleh membolos.
Sedangkan
upah yang dibayarkan majikan kepada buruh sangatlah minim. Sang majikan juga
tidak memperhatikan kesejahtraan buruhnya dan tidak memberikan jaminan
kesehatan pada buruhnya. Dari rangkaian peristiwa tersebut kemudian timbullah
konflik antara buruh dan majikan.
Para
buruh menggelar demo dan menyuarakan aspirasi mereka. Mereka ingin gaji yang
sepadan dengan kerja keras mereka dan pada buruh meminta pada majikan agar
lebih memperhatikan kesejahtraan dan memberikan jaminan kesenjangan pada
buruhnya. Apabila aspirasi buruh tersebut tidak dipenuhi oleh sang majikan,
maka para buruh akan melakukan aksi mogok kerja dan melakukan tindakan-tindakan
yang anarkis sampai tuntutan mereka dipenuhi.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Kekuasaan
adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan aktivitas sebuah
kelompok menuju suatu tujuan bersama. Adapun sumber kekuasaan
menurut french & raven ada 5 kategori yaitu;
1).
Kekuasaan paksaan (coercive power) 2). Kekuasaan imbalan (insentif
power)
3).
Kekuasaan sah (legitimate power) 4). Kekuasaan pakar (expert power)
5). Kekuasaan rujukan (referent power
Hakikat
kekuasaan dapat terwujud dalam hubungan yang simetris dan asimetris. Hubungan
Simetris berkaitan dengan hubungan persahabatan, hubungan sehari-hari dan
hubungan yang bersifat ambivalen
Unsur-Unsur
Kekuasaan 1.Rasa Takut 2.Rasa Cinta 3.Kepercayaan 4.Pemujaan
Beberapa
Bentuk Lapisan Kekuasaan Menurut Mac Iver, ada 3 pola umum sistem lapisan
kekuasaan/piramida kekuasaan : 1. Tipe Pertama (Tipe Kasta) 2.Tipe Kedua (Tipe
Oligarkis) 3.Tipe Ketiga (Tipe Demokratis).
Saran
Dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat kekurangan baik dalam penyajiannya maupun teknis
penyusunannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun senantiasa kami harapkan.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar