PSIKOLOGI PENDIDIKAN ARTI MINAT


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan atau menguasai suatu ilmu pengetahuan. Menurut Rahyubi (2012: 3), belajar memiliki arti dasar akan adanya aktifitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Kualitas belajar seseorang ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperolehnya saat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Susanto (2013: 5) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar siswa ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah minat belajar siswa. Susanto (2013: 66) mengatakan, “minat merupakan suatu kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap sesuatu atau kegiatan tertentu”. Dengan demikian minat menjadi faktor yang sangat penting untuk membuat siswa perhatian, fokus dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan masalah
1.      Apa itu minat dan motivasi ?
2.      Mengapa kita mempelajari minat dan motivasi ?
3.      Bagaimana kita memaksimalkan minat dan motivasi  ?
4.      Apa hikmah mempelajari minat dan motivasi  ?
C. Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas perkuliahan?
2.      Untuk mengetahui minat dan motivasi ?
3.      Untuk mengetahui memaksimalkan minat dan motivasi  ?
4.      Untuk mengetahui minat dan motivasi  ?


BAB II
PEBAHASAN
Pengertian Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 957), minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan”. Sriyanti (2009: 8), mengemukakan minat merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan dan berbuat sesuatu. Syah (2010: 152) juga mengungkapkan bahwa minat itu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Susanto (2013: 57-58) berpendapat bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang karena merasa memiliki kepentingan terhadap sesuatu itu. Minat menurut (Kartawidjaja, 1987: 183) adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar.
Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, sehingga menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan mendatangkan kepuasan diri.
Menurut Sardiman (2012: 40) minat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu: mengetahui apa yang akan dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut patut untuk dipelajari. Dengan demikian, minat sangat berhubungan dengan sesuatu yang menarik, menyenangkan, juga berhubungan dengan kepentingan atau kebutuhan hingga sesuatu yang dapat memberikan kepuasan pada diri seseorang. Jika hal-hal tersebut mengalami penurunan atau pengurangan, maka tentunya akan berefek pula kepada menurunnya minat seseorang.
Hubungan Minat Dengan Belajar
Minat belajar sebagai salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa mempunyai peranan yang sangat penting bagu tercapainya prestasi belajar. Singer (1987: 78) mengemukakan bahwa minat merupakan suatu landasan yang paling menyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar.
Minat belajar merupakan suatu perasaan senang dan tertarik pada hal-hal tertentu. Minat dapat berkembang apabila didukung oleh sarana dan prasarana belajar, dalam hal ini sarana dan prasarana yang berhubungan dengan proses belajar mengajar mata pelajaran seni musik. Menurut Sukirin (1986: 77) dikatakan bahwa minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek.
Seseorang yang minatnya besar terhadap suatu hal tertentu ia akan senang mengerjakan hal tersebut. Hal ini diperkuat oleh Surya Subrata (1968: 9) yang menyatakan minat merupakan pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek. Hal ini akan terlihat pada sedikit banyaknya kekuatan yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan.
Selanjutanya Marimba (1962: 72) mengatakan minat adalah kecenderungan jiwa pada sesuatu karena subjek merasa ada suatu kepentingan dengan sesuatu itu yang pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu. Minat sebagai pendorong belajar sangat mempengaruhi hasil belajar, adanya minat yang tinggi dapat mempengaruhi kegiatan belajar yang lebih giat dan bersemangat. Untuk mengetahui seseorang berminat atas sesuatu objek atau kegiatan atau tidak dapat terlihat dari hasil usaha individu tersebut dalam melaksanakan kegiatanya.
Menurut Sugiyono (1990: 15) : “Minat belajar adalah kecenderungan individu untuk menyenangi suatu objek yang berhubungan dengan proses belajar yang digunakan sebagai objek perubahan tingkah laku baru sehubungan dengan adanya sangkut paut objek tersebut terhadap individu yang bersangkutan. Adanya minat yang besar akan ditandai dengan perasaan senang dan bersemangat dalam melaksanakan aktivitas tersebut, sebaliknya minat yang kecil ditandai dengan ketidak seriusan dalam melaksanakan kegiatan”.
Beberapa uraian dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa minat merupakan pendorong belajar, hasil belajar juga dipengaruhi olehtinggkat minat individu. Seseorang yang tidak minat mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik. Minat belajar yang rendah akan menyebabkan rendahpula dalam hasil belajar

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat, terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa, antara lain digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern, dan faktor ekstern. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu (dirinya) seperti faktor, motivasi, bakat, dan cita-cita, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu (dirinya) seperti Keluarga, konsep dasar pembelajaran, sekolah, teman pergaulan, guru, lingkungan dan fasilitas. Muhibbin (2007: 77).
Hal ini juga dibenarkan dengan beberapa pendapat
1. Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.  Prayitno (1989: 10) juga menjelaskan bahwa motivasi ada dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang keberadaanya disebabkan oleh pengaruh rangsangan dari luar individu. Motivasi menurut Wlodkowsky (dalam Prasetya dkk, 1985) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Agar proses pembelajaran yang dilakukan guru menarik minat siswa dan member tantangan pada siswa Keller (dalam Prasetya, 1997) menyusun prinsip-prinsip motivasi yaitu:
a. Attention (perhatian)
Perhatian siswa muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Agar siswa berminat dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru dapat menyampaikan materi dan metode secara bervariasi, senantiasa mendorong keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
b. Relevance (relevan)
Relevansi menunjukan adanya hubungan antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara apabila siswa menganggap ada yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipengang. Relevansi menunjukan adanya hubungan.
c. Confidence (kepercayaan diri)
Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Self efficacy adalah keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.
d. Satisfaction (kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan semakin termotivasi untuk mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekwensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi siswa, guru dapat member penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan \dan sebagainya. Atkinson (2003: 320) Motivasi dijelaskan sebagai suatu tendensi seseorang untuk berbuat yang meningkat guna menghasilkan satu hasil atau lebih berpengaruh.
2. Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Ormrod (2003: 188) yang mengatakan bahwa ”Learning is a relatively permanent change in behavior due to experience”. Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai akibat pengalaman. Nana Sudjana (2002: 29) menyatakan bawa mengajar adalah suatu proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan kegiatan belajar. Pelaku belajar adalah siswa sedangkan pelaku pengajar adalah guru. Menurut Cruickshank (1990: 10),
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi empat variabel, yaitu :
a. Variabel guru
Faktor dari variabel guru yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa meliputi tinggkat pendidikan, kemampuan belajar, IQ, dan motivasi.


b. Variabel Konteks
Faktor variabel konteks dibedakan menjadi tiga, yaitu: a) variabel siswa yang meliputi: kemampuan, pengetahuan, dan sikap yang telah ada pada diri siswa. b) variabel sekolah meliputi: iklim keramaian, ukuran sekolah dan komposisi etnik. c) variabel konteks kelas meliputi: ukuran kelas, buku-buku yang tersedia dan lingkungan fisik kelas (suhu, cahaya, ukuran ruangan, dan kebisingan).
c. Variabel proses
Faktor variabel proses pembelajaran yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: a) kinerja guru dalam kelas yang meliputi: kejelasan dalam menyampaikan pelajaran, semangat dalam mengajar. b) perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang dapat dibedakan menjadi sikap dan motivasi belajar siswa.
d. Variabel produk
Variabel produk dibedakan antara hasil jangka pendek (segera) seperti sikap terhadap mata pelajaran dan perkembangan dalam kecakapan serta hasil jangka panjang seperti kecakapan profesional atau kecakapan kerja dalam bidang tertentu.
3. Konsep dasar Pembelajaran
Pembelajaran menurut Sudjana (2000: 80) merupakan setiap upaya yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Gulo (2004: 80) mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan system lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar
4. Guru
Menurut Singer (1987: 93) bahwa guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid–muridnya, berarti telah melakukan hal–hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan murid–muridnya. Djamarah (2000: 85) merumuskan peranan guru dalam pembelajaran sebagai berikut :

a. Korektor.
Sebagai korektor gutu berperan menilai dan mengkoreksi semua hasil belajar, sikap, tingkah laku, dan perbuatan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah sehingga pada akhirnya siswa dapat mengetahui.
b. Inspirator
Sebagai inspirator guru harus selalu dapat memberikan inspirasi atau ilham kepada siswa mengenai cara belajar yang baik
c. Informator
Sebagai informatory guru harus dapat memberikan yang baik dan efektif mengenai materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum serta informasi mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Organisator
Sebagai organisator guru berperan untuk mengelola berbagai kegiatan akademik baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi belajar anak didik, diatara berbagai kegiatan pengelola pembelajaran yang terpenting adalah menciptakan kondisi dan situasi sebaik-baiknya sehingga memungkinkan para siswa belajar secara berdayaguna dan berhasil guna.
e. Motivator
Sebagai motivator guru dituntut untuk mendorong anak didiknya agar senantiasa memiliki motivasi tinggi dan aktif belajar.
f. Insiator
Sebagai inisiator guru hendaknya dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses pembelajaran hendaknya selalu diperbaiki sehingga dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

g. Fasilitator
Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan anak didik dapat belajar secara optimal. Fasilitas yang disediakan tidak hanya fasilitas fisik seperti ruang kelas yang memadai atau media belajar yang lengkap, akan tetapi juga fasilitas psikis seperti kenyamanan batin dalam belajar, interaksi guru dengan anak didik yang harmonis, maupun adanya dukungan penuh guru sehingga anak didik senantiasa memiliki motivasi tinggi dalam belajar.
h. Pembimbing
Sebagai pembimbing guru hendaknya dapat memberikan bimbingan kepada anak didiknya dalam menghadapi tantangan maupun kesulitan belajar. Akhirnya, diharapkan melalui bimbingan ini anak didik dapat mencapai kemandirian dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
i. Demonstrator
Sebagai demonstrator guru dituntut untuk dapat memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis sehingga anak didik dapat memahami materi yang dijelaskan guru secara optimal.
j. Pengelola kelas
Sebagai pengelola kelas guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat berhimpun guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan siswa dapat memiliki motivasi tinggi dalam belajar dan pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar optimal.
k. Mediator
Sebagai mediator hendaknya guru dapat berperan sebagai penyedia media dan penengah dalam proses pembelajaran anak didik. Melalui guru, siswa dapat memperoleh materi pembelajaran dan umpan balik dari hasil belajarnya.

l. Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis proses pembelajaran yang dilakukan sehingga pada akhirnya proses pembelajaran dapat optimal.
m. Evaluator
Sebagai evaluator guru dituntut untuk mampu menilai (hasil) pembelajaran serta proses (jalanya) pembelajaran. Dari proses ini diharapkan diperoleh umpan balik dari hasi pembelajaran untuk optimalisasi hasil pembelajaran.
5. Keluarga
Orang Tua adalah yang terdekat dalam keluarga, oleh karena itu keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap pelajaran (Singer, 1987: 98). Apa yang diberikan keluarga sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa anak.
6. Teman Pergaulan
Melalui pergaulan, siswa dapat terpengaruh arah minatnya oleh teman–temanya, khususnya teman akrab. Khusus bagi remaja pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktivitas bersama–sama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami (Djamarah, 2003: 98). Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal ini ditegaskan pada pendapat yang dikemukakan oleh Crow (1988: 352) bahwa “minat dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari pengalaman mereka dari lingkungan dimana mereka tinggal”.
7. Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat bergaul juga tempat bermain sehari–hari dengan keadaan alam dan iklimnya (Crow, 1988: 307). Menurut Sugono (2008: 831) lingkungan adalah daerah atau kawasan yang termasuk didalamnya.
8. Cita – Cita
Setiap manusia memiliki cita-cita dalam hidupnya, termaksuk para siswa. Cita-cita yang mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga bisa dikatakan sebagai wujud dari minat seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang (Hull, 1952: 78).
9. Bakat
Di samping intelegensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada orang yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu (Djamarah, 2002: 162). Winkel (2007: 152) menyatakan bahwa bakat merupakan kemampuan yang menonjol di suatu bidang tertentu. Munandar (1992: 18) mengartikan bakat sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
10. Fasilitas
Alat atau fasilitas merupakan alat bantu untuk memperlancar berlangsungnya suatu kegiatan atau pembelajaran. Fasilitas menurut Sugono (2008: 289), merupakan sarana untuk memperlancar fungsi. Fasilitas yang mendukung seseorang berkeinginan untuk lebih memanfaatkan keadaan tersebut sebagai sarana untuk mendukung minatnya.
Motif
Adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Sartain dalam bukunya Psychology Understanding Of Human Behavior : Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. Banyak bakat  anak tidak berkembang karena tidak memperolah motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar


Klasifikasi Motif
Para ahli psikologi berusaha menggolong-golongkan motif-motif yang ada dalam diri manusia ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing :

A. Sertain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut :
1) Phsysiological drive ialah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/jasmaniah, seperti haus, lapar seks, dan sebagainya.
2) Social motives ialah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat. Seperti dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik ( etika ), dan sebagainya.
B. Woodworth mengklasifikasikan motif-motif sebagai berikut :
1) Unlearned motives ( motif-motif pokok yang tidak bisa dipelajari ) ialah motif-motif yang biasa disebut drive (dorongan) timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan/kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh seperti lapar, haus, sakit, dan lain sebagainya yang menimbulkan dorongan dalam diri untuk minta supaya dipenuhi, atau menjauhkan diri padanya.
Dengan melalui latihan dan kehidupan sehari-hari, maka unlearned motives pada seseorang makin berkembang dan mengalami perubahan-perubahan seperti berikut :
a)  Tujuan-tujuan dan motif-motif menjadi lebih mengkhusus.
b) Motif-motif itu makin berkombinasi menjadi motif-motif yang lebih kompleks.
c) Tujuan-tujuan perantara, dapat menjadi/berubah menjadi tujuan yang sebenarnya.
d) Motif-motif itu dapat timbul karena adanya perangsang-perangsang baru ( perangsang buatan ) motif yang dapat berubah menjadi motif bersyarat.
2) Learned motives ( motif-motif pokok yang dapat dipelajari ).
Menurut Woodworth motif juga dapat di golongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1) Kebutuhan-kebutuhan organis yakni motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh ( kebutuhan-kebutuhan organis ) seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak dan beristirahat/tidur dan sebagainya.
2) Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong ( emergency motives ) ialah motif-motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari kita, tetapi karena perangsang dari luar yang menarik kita. Contoh diwaktu kita sedang asyik belajar, sekonyong-konyong terdengar teriakan “ Tolong”. Seketika itu kita terdorong untuk keluar rumah dan melakukan sesuat.
3) Motif Obyektif ialah motif yang diarahkan/ditunjukan ke suatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita menyadarinya. Contoh motif menyelidiki, menggunakan lingkungan.
Motivasi
Motivasi adalah “pendorongan”; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Klasifikasi Motivasi  
Secara umum motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu (Prayitno, 1989: 10).
A. Motivasi Instrinsik
Menurut Priyitno (1989: 11) motivasi  intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Tetapi individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku dari dalam dirinya sendiri yang tidak bisa dilihat dari luar. Thornburgh dalam Priyitno (1989: 10) berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri sendiri. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam individu, dimana dorongan tersebut menggerakkan individu atau subyek untuk memenuhi kebutuhan,tanpa perlu dorongan dari luar.
B. Motivasi ekstrinsik
Sardiman (1990: 90) memberikan definisi motivasi ekstrisik sebagai motif-motif  yang menjadi aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan lebih banyak dikarenakan pengaruh dari luar yang relatif berubah-ubah.
Motivasi ekstrinsik dapat juga di katakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar di mulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 1990: 90).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang bermotivasi ekstrinsik melakukan sesuatu kegiatan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan pujian, hadiah dan sebagainya.








BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Ternyata minat secara langsung mempengarui belajar siswa dan belajar siswa juga dapat dipengarui beberapa faktor antara lain motivasi, belajar , lingkungan dll
Motivasi Adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Sartain dalam bukunya Psychology Understanding Of Human Behavior Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang
Motivasi adalah “pendorongan”; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Saran
            Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik dalam penyajiannya maupun teknis penyusunannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan.










Daftar Pustaka
Alisuf Sabri, M., Drs., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.
Cruickshank. (1990). Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN "KEPRIBADIAN MENYIMPANG"

TEORI BELAJAR SOSIAL DAN TIRUAN

KESEHATAN MENTAL " TRAUMA"

Translate