PATOLOGI SOSIAL MASALAH SEKSUAL
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Seksual
Masalah seksual merupakan salah satu bentuk perilaku yang
menyimpang karena melanggar norma–norma yang berlaku Penyimpangan seksual dapat
juga diartikan sebagai bentuk perbuatan yang mengabaikan nilai dan norma yang
melanggar, bertentangan atau menyimpang dari aturan-aturan hukum.
Sebagian dari tingkah laku itu memang tidak berdampak apa-apa,
terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkannya.
Akan tetapi pada sebagian perilaku seksual yang lain, dampaknya cukup serius,
seperti perasaan bersalah, depresi, marah dan sebagainya.
Kesimpulan penyimpangan perilaku seksual adalah tingkah laku
seksual, khususnya yang tidak sesuai dengan norma-norma agama atau hukum atau
juga asusila yang dilakukan oleh pelaku penyimpanagan seksual.
B. Macam-macam Masalah Seksual
1.
Homoseksual
Homoseksual
merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya. Disebut gay
bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. Hal yang
memprihatinkan disini adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan
peningkatan risiko AIDS. Pernyataan ini dipertegas dalam jurnal kedokteran
Amerika (JAMA tahun 2000), kaum homoseksual yang “mencari” pasangannya melalui
internet, terpapar risiko penyakit menular seksual (termasuk AIDS) lebih tinggi
dibandingkan mereka yang tidak.
2.
Sadomasokisme
Sadisme seksual
termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh bila mereka
melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa
pasangannya. Sedangkan masokisme seksualmerupakan kebalikan dari sadisme
seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa
untuk memperoleh kepuasan seksual.
3.
Ekshibisionisme
Penderita
ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat
kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban
terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi
begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan
dengan masturbasi hingga ejakulasi.
4.
Voyeurisme
Istilah
voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur
yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual
dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau
bahkan berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita
tidak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip. Dia hanya
mengintip atau melihat, tidak lebih. Ejakuasinya dilakukan dengan cara
bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya. Dengan kata
lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi
penderita untuk memperoleh kepuasan seksual. Yang jelas, para penderita
perilaku seksual menyimpang sering membutuhkan bimbingan atau konseling
kejiwaan, disamping dukungan orang-orang terdekatnya agar dapat membantu
mengatasi keadaan mereka.
5.
Fetishisme
Fatishi berarti
sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya
disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos
kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual.
Sehingga, orang tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun,
ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda
favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan
pasangannya tersebut.
6.
Pedophilia
/ Pedophil / Pedofilia / Pedofil
Adalah orang
dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang
dengan anak di bawah umur.
7.
Bestially
Bestially
adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti
kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya.
8.
Incest
Adalah hubungan
seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non suami istri seperti antara ayah
dan anak perempuan dan ibu dengan anak laki-laki.
9.
Necrophilia/Necrofil
Adalah orang
yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang
mati.
10. Zoophilia
Zoofilia adalah
orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan
hewan.
11. Sodomi
Sodomi adalah
pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik pasangan
sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan.
12. Frotteurisme/Frotteuris
Yaitu suatu
bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks
dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh
perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll.
13. Gerontopilia
Adalah suatu
perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari
kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau
kakek-kakek). Gerontopilia termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan
seksual, dari sekian banyak gangguan seksual seperti voyurisme, exhibisionisme,
sadisme, masochisme, pedopilia, brestilia, homoseksual, fetisisme,
frotteurisme, dan lain sebagainya. Keluhan awalnya adalah merasa impoten bila
menghadapi istri/suami sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak tertarik
lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin tidak berkutik,
bahkan menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru
bisa bangkit lagi jika ia telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).
C. Faktor Penyebab
1. Karena
kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan
beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan
dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh
situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya
keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa
harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah
tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi
pengetahuan diluar agama tentu sangat minim.
2. Kurangnya
perhatian orang tua.
Orang tua
sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua
sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat
dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang.
Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak
akan mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.
Tetapi ada juga
anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah
memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang
tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan
perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir
perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.
3. Lengkapnya
fasilitas.
Fasilitas yang
lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas. Tetapi
tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas yang
diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika
seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka
melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka
perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.
Contohnya
seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bias digunakan oleh para remaja dan
mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga
dapat menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh
karena itu jangan biarkan si anak berduaan dirumah.
4. Tekanan dari
seseorang
Karena
kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan
apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya.
dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap
memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan,
penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran
seperti itu sangat banyak dijumpai.
5. Pelampiasan
diri.
Faktor ini
tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas
seperti seks bebas.
6. Kurangnya
pengetahuan tentang seks bebas.
Karena
menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran kasih sayang
dalam sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks
kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah
bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa
berfikiran seperti itu.
7. Rasa ingin
tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.
Pada usia
remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari
bahwa percobaan tersebut berbahaya.
8. Tontonan
yang tidak mendidik.
Akibat atau
pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar. Apa yang merka
tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku
mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar
kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara televisi begitu berjibun
dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini
makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi tayangan film
yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi,
maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar wilayah dada, dan
buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak dilihat lainya.
Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah
kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh sebab itu sebaiknya tontonan
yang mendidiklah yang harus diberika pada seorang anak sejak dini sehingga
kelak saat remaja menjadi remaja yang baik.
9. Pergaulan
bebas.
Pergaulan bebas
yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan sebagainya akan
berujung pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat menyebabkan seseorang
lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang akan berujung
pada seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat salah.
10. Masa remaja terjadi kematangan biologis.
Seorang remaja
sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya orang dewasa sebab
fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa
konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimuli yang
merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno, cerita cabul,
dan gambar-gambar erotis.
Kematangan
biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung
berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran.
Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan
diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan
melakukan hubungan seksual pranikah.
11. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks
bebas.
Sehingga mereka
beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan mereka.
Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya
pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan dapat memudahkan
kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai seorang
remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan atau
melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin merasakannya atau
mencobanya.
12. Faktor
lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga.
Di dalam faktor
ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas di
karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering mereka sebut dengan
broken home.Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi juga adalah karena
terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan pujian atau ingin di
bilang “gaul”.
13. Salah bergaul
Teman merupakan
orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa. Apabila seorang
remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal.
Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa
depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan
wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan
rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan
kemaksiatan.
14. Kegagalan remaja menyerap norma
a. Hal ini
disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang
sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun
tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang
ada.
b. Faktor
perubahan zaman.
Faktor ini juga
adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja.
Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang
menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang
dewasa.Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para
remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah
melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin
mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu
pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.
D. Dampak Yang Ditimbulkan
Pelecehan seksual merupakan salah satu masalah sosial yang
berdampak negatif bagi manusia terutama bagi korbannya. Pelecehan seksual ini
menimbulkan beberapa dampak antara lain:
1. Hilangnya semangat hidup
Seseorang yang
sudah pernah mengalami pelcehan seksual apalgi yang tergolong serius, akan
kehilangan semangat hidupnya dan menganggap bahwa dirinya sudah tidak berharga
lagi. Hal ini juga bisanya diikuti dengan tindakan mencoba bunuh diri dan
manyakiti dirinya sendiri karena menganggap dirinya telah kotor dan tidak pantas
untuk hiddup lagi.
2. Trauma
Koban tindak
pelecehan seksual bisanya akan merasa trauma dengan hal-hal yang berhubungan
dengan tindak pelecehan seksual yang dialaminya. Seperti tauma terhadap
laki-laki, tempat saat terjadi pelecehan seksual maupun trauma terhadap orang
asing dan cenderung akan takut dan berteriak jika melihat ataupun mengingat
hal-hal yang berhubungan dengan tindak pelecehan seksual yang dialaminya.
3. Mengalami Gangguan Kejiwaan
Pelecehan
seksual yang terjadi pada seseorang akan mebuat orang tersebut merasa sangat
terpuruk dan marah. Jika seseorang tidak mampu mengontrol dirinya dan manahan
penderitaan yang dialaminya maka orang tersebut bisa mengalami gangguan
kejiwaan.
4. Tertular Penyakit Kelamin
Pelaku
pelecehan seksual bisa saja menlarkan penyyakit kelamin yang dialaminya kepada
korban pelecehan seksual saat melakukan tindak pelecehan seksual kepada
korbannya.
5. Kehilangan Rasa Percaya Diri
Biasa korban
pelecehan seksual akan merasa sudah tidak punya kehormatan lagi dan akan
cenderung mengucilkan diri dari lingkungan sekitar karena merasa malu.
6. Mengalami Kekerasaan Fisik
Tindakan
pelecehan seksual juga bisa terjadi dengan diawali oleh tindakan kekerasan
fisik yang dilakukan oleh pelaku terhadap korbannya. Karena umumnya korban akan
memberontak saat akan mengalami pelecehan seksual, sehingga pelaku melakukan
kekerasaan fisik untuk melumpuhkan korbannya.
E. Upaya Pencegahan
Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat dicegah
dengan beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Mempertebal
keimanan dan ketaatan kepada Tuhan YME.Mendekatkan diri kepada tuhan akan
menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.
2. Menanamkan
nilai-nilai agama, moral dan etika. Antara lain : pendidikan agama, moral dan
etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua dan tokoh masyarakat.
3. Menanamkan
Nilai Ketimuran. Kalangan remaja dan mahsiswa kita kebanyakan sudah tak
mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai
ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar
budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini
perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas
pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya
kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke seks bebas.
4. Menghindari
perilaku yang akan merangsang seksual. Melalui pakaian, perilaku akan
tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual seperti bergaul sangat
dekat dengan orang yang berlainan jenis.
5. Pendidikan. Pendidikan
yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat,
mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang
mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6. Pendidikan
sex (Sex Education). Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang
anatomi, fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks
adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi
dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.
Pendidikan
Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan
tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, Dengan
demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks
bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang
cuek saja terhadap perkembangan anak-anaknya.
7. Penyuluhan
tentang seks bebas. Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula
muda khususnya remaja dan mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas.
Sehingga mereka dapat menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka
pada seks bebas.
8. Menegakkan
Aturan Hukum. Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang
sering digunakan oleh para kaula muda untuk berpacaran.
9. Jujur Pada
Diri Sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang
terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari.
Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka
yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki
Cara Berkomunikasi. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga
terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap
kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik
dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya terjadi seks bebas
dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.
11. Menjauhkan
diri dari beduan ditempat sepi. Seks bebas bisa terjadi dengan didukungkan
suatu tempat, jadi apabila seorang remaja atau mahasiswa yang masih polos akan
mudah dirayu yang berujung pada seks bebas. Apabila sepasang remaja atau
mahasiswa berdua ditempat yang sepi maka ada orang ketiga yaitu setan yang
dapat menjerumuskan terjadinya seks bebas.
13. Munakahat. Munakahat
atau menikah. Cara ini efektif sekali. Inilah yang ditawarkan oleh Islam
sebagai salah satu solusi atas seks bebas. Karna pada dasarnya pacaran yang
baik adalah pacaran setelah menikah, untuk menghindarkan fitnah dan perbuatan
zina.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyimpangan
perilaku seksual adalah tingkah laku seksual, khususnya yang tidak sesuai
dengan norma-norma agama atau hukum atau juga asusila yang dilakukan oleh
pelaku penyimpanagan seksual. Adapun diantara betuk-bentuk penyimpangan sosial
yaitu: Homoseksual, Sadomasokisme, Ekshibisionisme, Voyeurisme, Fetishisme,
Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil, Bestially, Incest,
Necrophilia/Necrofil, Zoophilia, Sodomi, Frotteurisme/Frotteuris, dan
Gerontopilia
Sebab-sebab atau factor-faktor yang menyebabkan terjadinya tingkah laku penyimpangan seksual dalam rumah tangga sakinah itu dapat
dikelompokkan karena tiga pengaruh, yaitu : pengaruh lingkungan keluarga,
pengaruh lingkungan sekolah, dan pengaruh lingkungan masyarakat. Selain itu
juga karena merosotnya nilai keimanan seseorang itu. Dan hal tersebut tentu
saja sangat berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, karena pilar-pilar
kesakinahan keluarga bisa terhambat dengan penyimpangan-penyimpangan seksual
yang terjadi itu.
B. Saran
Dalam penulisan
makalah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan bagi
pembaca yang arif dan bijak, hendaknya dapat memberikan kritik dan saran yang
dapat membangun untuk penulisan makalah
selanjutnya
Daftar Pustaka
Ridha
Akram, Pubertas Manajemen
http://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-penyimpangan-seksual.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
http://sitisalmah27.blogspot.co.id/2014/03/makalah-sek
Komentar
Posting Komentar