KRITISI PERUBAHAN KURIKULUM BERDASARKAN PERMENDIKBUD 2019, 2018, 2016

 Permendikdub KBK 2004

a.      Kelebihan

1.    Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.

2.    Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented). Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar.

Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir.

Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

3.    Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.

4.    Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik.

5.    Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten

 

b.      Kekurangan

Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KBK dengan kata lain masih rendahnya kualitas sorang guru, karena dalam KBK seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan

 

Permendikbud 2013

a.      Kelebihan

1.    Berakar pada budaya sehingga mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan

2.    Kompetensi inti, kompetensi dasar, konten lebih sederhana dan kompetensi yang semakin meningkat sehingga berkesesuaian dengan lingkungan peserta didik

3.    Menekankan pada aplikasi sehingga terkait dengan kehidupan. Menekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan produktif sehingga kualitas yang perlu dimiliki generasi muda pun dapat berkembang.

4.    Menekankan pada kemampuan pengetahuan, sikap/perilaku dan keterampilan atau karya. Ketiganya digabung menjadi satu tidak dipisah-pisah.

b.      Kekurangan

1.    Ide kurikulum dengan menggabungkan landasan perennialisme dan progressivisme dengan alasan untuk Menginginkan peserta didik yang sesuai dengan kompetensi bukanlah perkara yang mudah namun bukan pula hal yang mustahil.

Keinginan kurikulum untuk menghasilkan peserta didik yang kompeten memang bagus namun akan terasa utopis jika semua aspek yang berada di lingkungan pendidikan tidak bersatu

2.    Kurikulum harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh anak atau peserta didik, padahal jumlah anak sangat banyak, oleh karena itu guru harus paham dan mampu memahami potensi dan kualitas dari anak didik

3.    Penilaian anak bukan lagi tertuju pada angka seperti anak yang pintar mendapat nilai 100, anak yang kurang pintar mendapat nilai 0. Penilaian harus bersifat kualitatif dan deskriptif.

4.    Guru harus memberi nilai pada anak atas tiga hal yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang digabung dan dilebur menjadi satu kesatuan yang utuh tidak dipisah-pisah. Meskipun ini merupakan hal yang bagus, bagi seorang guru yang sudah terbiasa menilai anak melalui angka, maka akan kesulitan.

 

Permendikbud 2016

a.      Kelebihan

Standar proses mengatur tentang kriteria minimal proses pembelajaran yang ideal mulai dari perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dalam hal perencanaan, Standar Proses ini memberi ketentuan terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun harus lengkap dan sistematis sehingga pembelajaran berlangsng secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Selain itu RPP yang disusun harus mempunyai prinsip-prinsip yang penting antara lain memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mendorong partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya membeca dan menulis, memberikan umpan balik dan tindak lanjut, keterkaitan dan keterpaduan, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Sedangkan untuk pelaksanaan proses pembelajaran dalam hal implementasi dari RPP pada kegiatan inti harus meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dimana kegiatan ini merupakan kegiatan yang ideal untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien sekaligus akan terjadi pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran keparadigma pembelajaran dimana dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreatifitas peserta didik.

b.      Kelemahan

Kelemahan yang paling mendasar dari Standar Proses ini adalah implementasinya di lapangan, hal ini bisa saja disebabkan karena lemahnya pengawasan terhadap implementasinya atau bisa saja karena kondisi dilapangan yang tidak memungkinkan untuk diterapkannya Standar Proses ini. Sebagai contoh dalam hal beban kerja minimal guru yang sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Jika diterapkan pada sekolah yang mempunyai banyak siswa dan rombongan belajar tidak akan menjadi masalah, akan tetapi bagaimana jika hal ini diterapkan pada sekolah yang rombongan belajar dan jumlah siswanya sedikit yang terjadi adalah guru akan kekurangan jam tatap muka.

Sehingga guru terpaksa mencari jam tatap muka di luar sekolah yang tentunya berdampak negatif, disamping tidak efektif dan efisien hal ini akan berdampak pada kurangnya jam bahkan tidak adanya kesempatan bagi guru baru untuk berkarya dan ini akan berdampak pada kurangnya regenerasi guru yang berkualitas di masa yang akan datang.

Standar proses ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya standar pendukung yang lain, seperti standar isi maupun standar penilaian dan juga bahan atau referensi lain seperti taksonomi bloom yang diperlukan dalam perencanaa pembelajaran. Dengan kata lain, meskipun sudah mencakup proses pembelajaran namun hanya berisi tentang ketentuannya saja tanpa ada keterangan atau pembahasan yang lebih jelas.

 

Permendikbud 2018

 

Permendikbud 2019

a.      Kelebihan

Seperti yang diketahui bahwa pemerataan pendidikan mencakup dua aspek penting, yaitu: (1) equality dan (2) equity. Equality berarti persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, sedangkan equity berarti keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang sama di antara berbagai kelompok dalammasyarakat.

 Hal ini berarti bahwa akses terhadap pendidikan yang merata bermakna semua penduduk usia sekolah telah memperoleh kesempatan pendidikan, sementara itu akses terhadap pendidikan telah adil jika antar kelompok bisa menikmati pendidikan secara sama oleh karena itu, sistem pendidikan modern di masyarakat seharusnya memenuhi duafungsi mutlak yaitu: (1) membekali individu dengan pengetahuan yang memungkinkannyamengambil bagian dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik; (2) memberikan aksespendidikan seluas-luasnya sebagai upaya pemerataan kualitas pendidikan

b.      Kekurangan

Namun, masalah pemerataan kualitas pendidikan ini belum pernah tuntas. Ada beberapa fenomena yang selalu dikaitkan dengan masalah pemeraataan kualitas pendidikanini. Permasalahan tersebut di antaranya: (1) kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia;masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung dalamsistem atau lembaga pendidikan; (2) sarana dan prasarana antara didesa dan kota jauh berbeda; di desa-desa sarana dan prasarananya masih seadanya, sedangkan di kota-kotabesar, sarana dan prasarananya sudah sangat maju;

(3) kurangnya tenaga pengajar; di daerah bagian timur Indonesia bukan saja sarana dan prasarana yang kurang, melainkan jugakurangnya tenaga pengajar sehingga banyak sekolah masih membutuhkan guru-guru daridaerah lain; (4) masih banyak warga negara yang kurang mampu; walaupun tinggal di kota-kota besar, warga negara yang tidak mampu tidak dapat merasakan pendidikan sehingga masih dibawah umur sudah bekerja untuk membantu orang tuanya menjadi pengamen,pemulung, pengemis, dan sebagainya untuk mempertahankan hidupnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Rahdiyanta, D. (2009). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)(Pengertian dan Konsep KBK). In Seminar Nasional Implementasi KBK di PT-UNY, Agustus 2003Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Al Faris, F. (2015). Kurikulum 2013 dalam perspektif filsafat pendidikan progressivisme. Jurnal Filsafat25(2), 316-338.

https://www.pengetahuanku13.net/2019/11/analisis-kelebihan-dan-kekurangan.html

Muammar, M. (2019). PROBLEMATIKA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) DENGAN SISTEM ZONASI DI SEKOLAH DASAR (SD) KOTA MATARAM. El Midad11(1), 41-60.

Sukmadinata, Nana S, (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung: Yayasan Kesuma Karya,

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN "KEPRIBADIAN MENYIMPANG"

TEORI BELAJAR SOSIAL DAN TIRUAN

KESEHATAN MENTAL " TRAUMA"

Translate