KOMPARASI PENDIDIKAN IPS DI INDONESIA DENGAN AUSTRALIA

 KOMPARASI PENDIDIKAN IPS DI INDONESIA DENGAN AUSTRALIA


1.      PENDIDIKAN IPS AUSTRALIA

Pendidikan IPS di Australia dikenal dengan istilah The Humanities And Social Sciences. Menurut badan kurikulum Australia The Humanities And Social Sciences merupakan studi mengenai perilaku manusia dan interaksi sosial budaya dalam kontek lingkungan, ekonomi dan politik. Pendidikan IPS di negara ini memiliki fokus utama, mulai dari kontek personal sampai global, dan mempertimbangkan tantangan di masa yang akan datang.

Pada kurikulum Australia, ranah pembelajaran Pendidikan IPS dikombinasikan dari empat disiplin: Sejarah, Geografi, Ekonomi dan Bisnis, Kewarganegaraan. Siswa akan dikembangkan kemampuan bertanya, berpikir kritis, menyelesaikan masalah, berkomunikasi dengan efektif, membuat keputusan dan beradaptasi dalam perubahan.

Berpikir dan merespon masalah memaksa mereka untuk memahami kunci historis, geografis, politis, ekonomi, faktor sosial yang ada dan bagaimana membedakan hubungan antar faktor itu. Pendidikan IPS menyediakan ruang untuk memahami dunia tempat tinggal kita dan bagaimana manusia dapat berpartisipasi secara aktif dan informatif sebagai warga negara dengan keterampilan tinggi yang dibutuhkan pada abad 21 ini. Pendidikan IPS memiliki peran untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman yang terhubung luas dari berbagai disiplin ilmu sosial. Pengembang kurikulum IPS Australia mengembangkan ide kunci sebagai konten Pendidikan IPS disana.

Who we are, who came before us, and traditions and values that have shaped societies (Siapa kami, yang datang sebelum kami, dan tradisi serta nilai-nilai yang telah membentuk masyarakat), Siswa mengeksplorasi identitasnya sendiri, warisan budaya Australia dan keberagaman budaya, juga identitas negara Australia itu sendiri di kancah dunia. Mereka kan diuji mengenai tradisi dan berbagi nilai-nilai yang ada di masyarakat

How societies and economies operate and how they are changing over time (Bagaimana masyarakat dan ekonomi beroperasi dan bagaimana mereka berubah seiring waktu), Siswa mempelajari mengenai masyarakat Australia dan masyarakat lain di dunia, dimasa lalu dan juga saat ini; bagaimana fungsi sosial, budaya, ekonomi dan politik masyarakat tersebut. Siswa diuji mengembangkan apa yang meraka miliki mengenai perubahan.

The ways people, places, ideas and events are perceived and connected (Cara orang, tempat, ide, dan peristiwa dilihat dan dihubungkan), Siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi perbedaan pandangan manusia, tempat, pikiran, dan peristiwa. Mereka mengembangkan sebuah pemahaman mengenai kemerdekaan alami didunia ini dan hubungan yang erat antara lingkungan alami, komunitas manusia, dan ekonomi. Mereka mengeksplorasi bagaimana manusia, pikiran, dan peristiwa tehubung sepanjang waktu dan terus meningkat hubungannya di kontek lokal, nasional, regional dan global.

How people exercise their responsibilities, participate in society and make informed decisions (Bagaimana orang menjalankan tanggung jawab mereka, berpartisipasi dalam masyarakat dan membuat keputusan yang terinformasi), Siswa membuktikan bagaimana individu dan kelompok memiliki partispasi dan kontribusi dalam masyarakat di masa lalu dan masa kini. Mereka membuktikan kebenaran dan tanggung jawab individu dan kelompok sepanjang waktu dalam kontek yang berbeda.

Mereka mengembangkan sebuah pemahaman yang dibutuhkan dalam membuat keputusan, yang penting dalam mempertimbangkan dan menjadi informasi dalam membuat keputusan, prosesnya dan implikasinya terhadap keputusan yang diambil terhadap diri sendiri, masyarakat, ekonomi dan lingkungan. Kompetensi yang diharapkan dalam pendidikan IPS di Australia adalah keterampilan yang dapat terlihat dalam kemampuan: bertanya, meneliti,  menganalisis, mengevaluasi dan berkomunikasi. Siswa mengaplikasikan keterampilan ini untuk menginvestigasi peristiwa, pembangunan, masalah dan fenomena, secara historis dan saat ini.

a.      Questioning

Students develop questions about events, developments, issues and/or phenomena. (Siswa mengembangkan pertanyaan tentang peristiwa, perkembangan, masalah dan / atau fenomena.)

b.      Researching

Students collect and organise information, evidence and/or data from primary and secondary sources. (Siswa mengumpulkan dan mengatur informasi, bukti dan / atau data dari sumber primer dan sekunder)

c.       Analysing

Students interpret and analyse information, evidence and data to identify key points, points of view, perceptions and interpretations. They identify the purpose and intent of sources and determine their accuracy and reliability. (Siswa menafsirkan dan menganalisis informasi, bukti dan data untuk mengidentifikasi poin-poin penting, sudut pandang, persepsi dan interpretasi. Mereka mengidentifikasi maksud dan tujuan sumber serta menentukan akurasi dan keandalannya.)

d.      Evaluating

Students draw evidence-based conclusions; propose explanations for events, developments, issues and/or phenomena; and suggest courses of action in response to an issue or problem. (Siswa menarik kesimpulan berbasis bukti; mengusulkan penjelasan peristiwa, perkembangan, isu dan / atau fenomena; dan menyarankan tindakan dalam menanggapi suatu masalah atau masalah.)

e.       Communicating

Students present findings in appropriate forms for different audiences and purposes using subject-specificterminology. (Siswa mempresentasikan temuan dalam bentuk yang sesuai untuk khalayak dan tujuan yang berbeda menggunakan terminologi khusus subjek)

Keterampilan diatas merupakan keterampilan yang diharapkan mampu dimiliki oleh siswa di Australia setelah mengikuti Pendidikan IPS. Kompetensi yang disebutkan merupakan sebuah kerangka dalam proses berpikir kritis. Siswa diharapkan mampu memiliki rasa ingin tahu dengan bertanya dalam setiap peristiwa atau fenomena yang terjadi.

Siswa juga perlu memiliki kemampuan dalam mencari dan memilih fakta dan data agar mampu menyelesaikan masalah dengan data yang baik. Pada akhirnya siswa akan mampu mengkomunikasikan apa yang mereka miliki kepada berbagai jenis orang. Konsep kurikulum dan Pembelajaran IPS atau Human Society and Its Environment (HSIE) di Negara Australia.

f.        HSIE di Sekolah Dasar

Human Society and Its Environments adalah nama lain dari Mata pelajaran IPS yang diajarkan di Primary Schools di NSW. Silabus HSIE yang berlaku sekarang ini merupakan pengganti kurikulum sebelumnya, Investigating Social Studies (K-6) Curriculum Policy Statement (1982) dan kurikulum General Religious and Moral Education Curriculum for Primary School (1964).  

Pelajaran HSIE adalah mata pelajaran yang mampu mengarahkan murid untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, keahlian, ketrampilan, nilai-nilai dan perilaku tentang manusia dan lingkungan social maupun lingkungan fisik.

Pada tingkatan pendidikan dasar, silabus selalu terbagi dari 4 strandar: (a) Change and continuity (Perubahan dan kesinambungan), (b) Culture (budaya), (c) Enviroment (lingkungan) dan (d) Social System and Structure (stuktur dan sistem sosial).

Melalui pembelajaran silabus ini anak didik akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah dan geografi Australia, orang-orang yang hidup di dalammya, kebudayaannya, ekonomi dan kehidupan politik. Disamping itu siswa juga belajar tentang pengaruh Australia dan Eropa di dunia, kehidupan suku aborigin dan sejarah modern Australia, pengaruh Negara di kawasan Asia Pasifik dan dunia serta budaya-budaya lain dari seluruh penjuru dunia.

Pengembangan nilai-nilai dan tingkah laku menjadi point penting pembelajaran dan pengajaran HSIE karena hal ini berkaitan dengan keadilan social, pemahaman antar budaya, keseimbangan ekosistem, proses demokrasi, kepercayaan agama dan moral. Pendidikan moral dan pendidikan agama dibentuk melalui penafsiran-penafsiran nilai-nilai tingkah laku pendidikan keagamaan secara general atau biasa dikenal the ethic education.

Silabus HSIE juga membuat siswa mengerti peran-peran agama dan spiritualitas dalam kelompok masyarakat dan pada kehidupan para individu. Kandungan dari silabus ini inklusif pada semua siswa di bangku SD, disusun untuk segala jenis gender, suku, berbeda kewarganegaraan, multi budaya dan lingkungan kerja maupun berbeda pandangan secara global. Yang lebih unik lagi HSIE menekankan unsur study of Asia dan mengenalkan siswa untuk mendukung rekonsiliasi antara orang-orang Aborigin dengan orang-orang non aborigin di Australia.

 Rasionalitas dari pemilihan topik-topik yang diajarkan dalam pelajaran HSIE di SD ini didasarkan bahwa masa depan keberadaan masyarakat dan lingkungannya tergantung pada kualitas interaksi antar manusia dengan kebudayaan dan lingkungan mereka baik fisik maupun sosial. Diharapkan dari pelajaran HSIE siswa mendapatkan pemahaman-pemahaman tentang perubahan dan kesinambungan, budaya, lingkungan dan struktur serta sistem sosial yang bersentuhan dalam kehidupan keseharian mereka.

Pengetahuan dasar-dasar ini memberikan pondasi untuk belajar tentang sejarah Australia dan dunia, geografi dan hukum, antropologi dan studi lingkungan, ekonomi, dan pendidikan kewarganegaraan. Focus dalam silabus HSIE di SD pada peristiwa-peristiwa dan tokoh-tokoh sejarah Australia hanya mencakup pada jaman Federasi tahun 1901. Sementara pembelajaran tentang peristiwa dan dampak-dampaknya sampai masa kini akan diajarkan di pendidikan menengah (Kelas 7-10)

g.      HSIE di High School

Pendidikan High School di Australia dimulai dengan kelas 7 atau di Indonesia setingkat dengan tahun pertama di bangku SMP dan High school terdiri dari dua bagian School Certificate (Kelas 7-10) dan High School Certificate (Kelas 11-12). Pelajaran yang diajarkan di School Certificate adalah English, Mathematics, Human Society and Its Environments, Languages dan Technological and Applied Studies. Sedangkan HSIE sendiri dibagi lagi menjadi beberapa bidang studi: (a) Aboriginal Studies (b) Commerce, (c) Geography, (d) History dan (e) Work education. silabus- silabus bidang studi di atas sekarang diterapkan sejak tahun 2004.

Semua sekolah menengah di Australia harus memenuhi ketentuan yang digariskan dalam silabus tersebut. Konsep dalam pembelajaran IPS di Australia disebut dengan HSIE atau dengan nama lain  Human Society and Its Environments yang diajarkan di Primary Schools di Australia. Silabus yang dipergunakan adalah silabus dari kurikulum yang sebelumnya yaitu Investigating Social Studies (K-6), Curriculum Policy Statement (1982) dan kurikulum General Religious and Moral Education Curriculum for Primary School (1964).

Pelajaran HSIE adalah mata pelajaran yang mampu mengarahkan siswanya untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, keahlian, ketrampilan, nilai-nilai dan perilaku tentang manusia dan lingkungan sosialnya maupun lingkungan fisiknya. Pada tingkatan pendidikan dasar, silabus selalu terbagi dari 4 strands: (a) Change and continuity (Perubahan dan kesinambungan), (b) Culture (budaya), (c) Enviroment (lingkungan) dan (d) Social System and Structure (stuktur dan sistem sosial).

Melalui pembelajaran silabus ini siswa akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah dan geografi Australia, orang-orang yang hidup di dalammya, kebudayaannya, ekonomi dan yang terkait dengan kehidupan politik. Disamping itu siswa juga belajar tentang pengaruh Australia dan Eropa di dunia, kehidupan suku dan sejarah perubahan tentang Australia, dan juga budaya budaya luar yang mempengaruhi budaya asli yang ada di Australia dan lain sebagainya.

Dan juga pengembangan nilai-nilai dan tingkah laku menjadi nilai terpenting dalam pembelajaran dan pengajaran HSIE karena hal ini berkaitan dengan keadilan sosial, pemahaman antar budaya dan suku, keseimbangan ekosistem, proses demokrasi dan hak juga kewajiban setiap manusia, dan suatu kepercayaan pada agama dan juga moral setiap manusia. Silabus HSIE dibuat juga pemahaman tentang agama dan spiritualnya pada si anak. Agar si anak juga mengerti dan juga memahami kepercayaan yang ada pada diri si anak.

 

2.      PENDIDIKAN IPS INDONESIA

Pendidikan IPS pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan, sedangkan menurut versi FPIPS dan jurusan Pendidikan IPS, merupakan seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang disajikan dan diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan menurut Somantri, 2001:92

Di Indonesia pengorganisasian materi IPS tingkat SD sejak kurikulum 1968, 1975, 1984, dan 1994 umumnya menganut pendekatan “lingkungan/ masyarakat yang semakin meluas”. Misalnya di kelas I disajikan tentang rumah, RT, dan RW; kelas II lingkungan kecamatan; kelas III lingkungan kabupaten; kelas IV lingkungan provinsi; kelas V lingkungan Indonesia dan dunia; kelas VI lingkungan Indonesia tuntas disajikan dan materi dunia internasional.

Pada kurikulum SD yang disempurnakan berdasarkan suplemen tahun 1999 disebutkan bahwa ruang lingkup pengajaran pengetahuan sosial meliputi hal-hal yang berkaitan dengan: (1) keluarga; (2) wilayah sekitar; (3) wilayah provinsi; (4) pemerintah daerah; (5) negara Republik Indonesia; (6) pengenalan kawasan dunia; dan (7) kegiatan ekonomi. Sedang ruang lingkup pengajaran sejarah meliputi: (1) kerajaan-kerajaan di Indonesia; (2) tokoh dan peristiwa; (3) Indonesia pada zaman penjajahan; serta (4) beberapa peristiwa penting masa kemerdekaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Pengertian dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai berikut : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006, tujuan Mata Pelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006, ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan. 2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan. 3) Sistem Sosial dan Budaya 4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Posisi IPS dipertegas dalam PP 19 Tahun 2005, Pasal 7 ayat 3 : Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A, dan Pasal 7 ayat 4:

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB/Paket B, Pasal 70 ayat 2 dan 4 : Pada program paket A, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Pendidikan Kewarganegaraan Permendikbud No. 67 Tahun 2013, menyatakan bahwa IPS di kelas 1,2, dan 3 tidak diajarkan secara mandiri namun terintegrasi secara tematik dengan mata pelajaran agama dan budi pekerti, pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia dan matematika.

IPS di kelas 4, 5 dan 6 diajarkan secara mandiri dengan masing-masing 3 jam pelajaran setiap minggu. IPS di SMA tidak diajarkan, melainkan sudah berdiri sendiri dari ilmu-ilmu pembentuknya misalnya geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi, Perubahan kurikulum pendidikan IPS di Indonesia terus dilakukan dan pada kurikulum 2013 ini hanya dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan dari kurikulum 2006. Pada kurikulum 2013, tujuan pendidikan IPS tercermin dari komptensi inti dan kompetensi dasar sebagai berikut:

 

Kompetensi Dasar (Kelompok 3) Kelas 4, 5 dan 6

Kompetensi Dasar

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6

3.1 Mengenal manusia, aspek keruangan, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan

3.2 Memahami manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu Budha, Islam dalam aspek

pemerintah, sosial,

ekonomi, dan pendidikan

3.3 Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis disekitarnya

3.4 Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar

3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

3.1 Memahami aktivitas dan perubahankehidupan manusia dalam ruang, konektivitas antar ruang dan waktu serta dan keberlanjutannnya dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya dalam lingkup nasional

3.2 Mengenal perubahan dan keberlanjutan yang

terjadi dalam kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, masa tumbuhnya rasa kebangsaan serta perubahan dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya

3.3 Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia

3.4 Memahami manusia Indonesia dalam aktivitas yang yang terkait dengan fungsi dan peran kelembagaan sosial, ekonomi dan budaya, dalam masyarakat Indonesia

3.5 Memahami manusia Indonesia dalam bentuk bentuk dan sifat dinamika interaksi dengan lingkungan alam,

sosial, budaya, dan ekonomi

3.1. Mengemukakan keragaman aspek keruangan dan konektivitas antar ruang, waktu, perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia dalam aspek sosial,ekonomi, pendidikan, dan budaya dalam masyarakat Indonesia

3.2 Menunjukkan

pemahaman sebab dan akibat terjadinya perubahan masyarakat Indonesia dari masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal reformasi dalam kehidupan berpolitik, berkebangsaan, dan bernegara

3.3 Memahami keterkaitan manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia serta pengaruhnya bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya

3.4 Menelaah manfaat kelembagaan politik, sosial, ekonomi dan budaya bagi kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia

3.5 Menelaah landasan dari dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

 

Kompetensi Dasar (Kelompok 3) Kelas 7, 8 dan 9

Kompetensi Dasar

Kelas 7

Kelas 8

Kelas 9

3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia

(ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik)

3.2 Memahami Perubahan masyarakat Indonesia pada masa praaksara, masa hindu buddha dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik

3.3. Memahami jenis- jenis kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat

3.4 Memahami pengertian dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup nasional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik)

3.2 Mendeskripsikan perubahan masyarakat

Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik

3.3 Mendiskripsikan fungsi dan peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat

3.4 Mendeskripsikan

bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

3.1 Menerapkan aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam mewujudkan kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik

3.2 Menelaah perubahan masyarakat Indonesia dari masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal reformasi dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik dalam wawasan kebangsaan

3.3 Membandingkan manfaat kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara

3.4 Membandingkan

landasan dari dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

 

3.      PERBANDINGAN IPS DI INDONESIA DAN AUSTRALIA

Mata pelajaran IPS  SMP di Indonesia dan Australia pada dasarnya memiliki tujuan sama, yakni membentuk warga negara yang baik, membantu peserta didik memecahkan masalah, dan menumbuhkan kebanggaan akan budaya bangsa. Di New South Wales Australia, nama mata pelajaran IPS di pendidikan dasar adalah HSIE (Human Society and Its Environments) yang menekankan pada pengembangan nilai-nilai dan tingkah laku peserta didik.

Demikian ditegaskan guru IPS dari sekolah private New South Wales Yusdi Maksum M, Ed. dalam Seminar Nasional Hima Pendidikan IPS FISE UNY kemarin (30/12) di Ruang Ki Hajar Dewantara FISE UNY. Menurut Yusdi, yang pernah mengajar di sekolah Indonesia yang membedakan dalam pembelajaran IPS  terutama adalah dalam implementasi pembelajaran di kelas.

“Pembelajaran IPS di NSW tidak terlalu banyak materi, tetapi lebih mengedepankan strategi pemecahan masalah. Hal ini berbeda dengan di Indonesia yang terlalu sarat materi” tegas alumni UNY yang telah menetap di Australia ini. Pernyataan tersebut dibenarkan pembicara lain Saliman M, Pd. Menurut Saliman kurikulum pendidikan IPS di Indonesia masih sarat dengan muatan materi, akibatnya guru kurang mampu mengembangkan pembelajaran IPS yang variatif. Hal ini ditambah jumlah jam mengajar guru tidak sebanding dengan materi yang harus dibelajarkan.

Selain perbedaan strategi pembelajaran, pembelajaran IPS di Indonesia dan Australia juga berbeda dari teknik penilaian yang digunakan. Di Indonesia penilaian masih mengacu pada angka-angka sebagai simbol keberhasilan belajar peserta didik, sementara di Australia, penilaian laporan kemajuan peserta didik lebih menekankan pada proses yang telah dilakukan peserta didik dalam mencapai kompetensi, Di Indonesia lebih menekankan hasil, di Australia menekankan pada proses. Filosofi yang digunakan Australia adalah bahwa setiap peserta didik yang belajar pasti mengalami kemajuan” tegas Yusdi.

Senada dengan Yusdi, Saliman juga menilai bahwa salah satu kegagalan pendidikan IPS di Indonesia adalah penilaian pembelajaran masih mengedepankan angka dan paper and pencil terst. Idealnya kalau pendidikan IPS dicanangkan sebagai pendidikan karakter, hendaknya penilaian lebih menekankan pada sikap peserta didik, tegas Ketua Prodi Pendidikan IPS ini. Menyikapi tentang penilaian IPS, kedua pembicara sepakat menolak wacana Pendidikan IPS di Ujian Nasional-kan. Kalau IPS di-UAN-kan kita semakin khawatir bahwa IPS hanya pelajaran hapalan. tegas Saliman.

Sebagai perbandingan, konsep UAN di Indonesia dan Australia berbeda,  Di  Australi Ujian Nasional memang ada untuk mata pelajaran Matematika dan bahasa. Tetapi bukan sebagai penentu kelulusan, hanya untuk mengukur peringkat sekolah saja, tegas Yusdi. Salah satu rekomendasi Seminar Nasional adalah agar Pemerintah tidak menjadikan Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan peserta didik.

Perbedaan lain pendidikan IPS di Indonesia dan Australia adalah proses rekruitmen guru. NSW telah memiliki 7 standar guru profesional yang benar-benar dilaksanakan secara ketat. Hal ini tentu berbeda dengan Indonesia, apalagi proses sertifikasi guru saat ini yang lebih mengedepankan persyaratan administratif daripada kompetensi. Tegas Saliman dihadapan 200 peserta dari DIY dan beberapa provinsi di Indonesia.

 

4.      HASIL PEMBAHASAN

Dari pemaparan diatas sebenarnya pendidikan IPS di Indonesia ataupun di Australia sebenarnya tidak jauh berbeda, dari segi tujuan sama-sama memilki tujuan meciptakan warga negara yang baik, dari item kurikulum juga tidak jauh berbeda namun kurikulum IPS Australia, hanya saja kurikulum ips di Australia lebih menitik beratkan pada proses daripada hasil, agar mampu mengarahkan siswanya untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, keahlian, ketrampilan, nilai-nilai dan perilaku tentang manusia dan lingkungan sosialnya maupun lingkungan fisiknya.

Namun saat kegiatan belajar IPS di Indonesia lebih banyak materi bukan praktek dilapangan, tetapi kegiatan belajar IPS di Australia lebih banyak untuk praktek memecahkan masalah,  Serta dalam rektrutmen  guru Australia memiliki standar yang ketat dalam seleksinya

5.      REKOMENDASI YANG BISA DITERAPKAN

a.       Perbaikan proses belajar yang tidak terlalu tekstual namun lebih aplikatif seperti yang dilakukan di autralia

b.      Tidak menitik beratkan hasil namun proses pada saat kegiatan belajar

c.       Peningkatan kopetensi guru IPS serta menaikan standar pengajar dalam proses belajar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Rojuli, S. (2017) Anotasi Kurikulum Pembelajaran Pendidikan IPS 5 Benua 67 Negara. Malang: Dream Litera Buana.

http://fis.uny.ac.id/berita/berbeda-pelajaran-ips-di-indonesia-dan-australia.html

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN "KEPRIBADIAN MENYIMPANG"

TEORI BELAJAR SOSIAL DAN TIRUAN

KESEHATAN MENTAL " TRAUMA"

Translate