POPULASI DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
A. Latar
Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud
mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif,
dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan
proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara
tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi.
Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian
juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang
berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang. Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian
bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan.
Dalam penelitian, salah satu bagian dari
langkah-langkah penelitian adalah menentukan
populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang
menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati
dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk
memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan
data terhadap objek. Untuk itu kami disini akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi
dan sampel.
B.
Rumusan masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1.
Apa pengertian
dari populasi?
2.
Apa
saja jenis-jenis populasi itu?
3.
Apa
pengertian dari sampel?
4.
Bagaimana
ciri-ciri sampel yang baik?
5.
Bagaimanakah
cara mengambil sampel?
C.
Tujuan masalah
Tujuan
dari makalah ini yaitu:
1.
Mengetahui
pengertian dari populasi?
2.
Mengetahui
jenis-jenis populasi itu?
3.
Memahami
pengertian dari sampel?
4.
Mengetahui
ciri-ciri sampel yang baik?
5.
Memahami
cara mengambil sampel?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Arti populasi
Penelitian
pendidikan dan kurikulum seperti halnya penelitian-penelitian bidang lainnya di
tujukan untuk memperoleh kesimpulan tentang kelompok yang besar dalam lingkup
wilayah yang luas, tetapi hanya dengan meneliti kelompok kecil dalam daerah
yang lebih sempit. Menurut Drs. S. Margono
(2004), Populasi adalah seluruh data
yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika
manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
banyaknya dengan ukuran manusia. Populasi memiliki parameter
yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi tersebut. Besaran-besaran
yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan,
variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi
adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.
Nazir (2005)
menyatakan bahwa populasi adalah
berkenaan dengan data bukan barang atau bendanya. Peniliti lain berpendapat
bahwa populasi adalah “Keseluruhan objek penelitian” Arikunto
(2002:108).
Berdasarkan
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari, objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau
sifat yang dimiliki oleh subjek dan objek itu.
Secara
umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi, diantaranya yaitu: a)
merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang di
inginkan; b) dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, benda atau objek
maupun kejadian yang terdapat dalam suatu area/daerah tertentu yang telah
ditetapkan; c) merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat tertentu yang
memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu; d) memberikan
pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.
2. Jenis-jenis Populasi
Menurut Muri (2007:183) populasi digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu:
a. Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat
dihitung, seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah
mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian
yang mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti
pasir di pantai.
Disamping itu persoalan populasi bagi suatu
penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:
1.
Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara
kuantitatif. Misalnya seorang dokter yang akan melihat golongan darah
seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
2.
Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-unsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan
batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
3. Pengertian sampel
Menurut
pendapat Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan
menurut Suharsimi (2002:109), menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari
populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.
4. Ciri-ciri sampel
Adapun ciri-ciri dari
sampel yang baik adalah:
a.
Sampel dipilih dengan cara hati-hati,
maksudnya adalah dengan
menggunakan cara-cara tertentu dan benar.
b.
Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili
keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c.
Besarnya ukuran sampel, besaran ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan
sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara
statistik.
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan
mempergunakan sampel menurut Sudjana (2005) adalah :
a.
Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga)
berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya
bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan
data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga)
yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari
populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia
misalnya.
b.
Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak
sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin
besar biaya yang diperlukan, lebih–lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang
cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
c.
Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang
lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila
waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka
penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat.
d.
Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada
seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin
mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis
keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji
kekuatannya. Karena itu menurut Margono (2004) penelitian harus dilakukan hanya
pada sampel.
e.
Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar
kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini,
meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap
populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi
bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap
sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f.
Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh
seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan
biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus
dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya
akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi
5. Cara mengambil sampel
Teknik sampling adalah cara untuk
menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
Menurut Sugiyono (2013) teknik sampling
pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, Probability Samping dan
Nonprobability Sampling. Probability Sampel meliputi Simple Random,
Proportionate Stratified Random, Disproportionate Stratified Random, dan
Cluster Random. Nonprobability Sampling meliputi Sampling Sistematis, Sampling
Kuota, Sampling Aksidental, Purposive Sampling, Sampling Jenuh dan Snowball
Sampling.
Berikut ini keterangan mengenai sampel
tersebut di atas:
a.
Probability Sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini
meliputi:
1. Simple
Random Sampling, adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dari suatu
populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua
kemungkinan penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang
yang sama. Syarat
pengambilan sampel secara random/acak meliputi tahap menetapkan populasi,
daftar semua anggota populasi dan memilih sampel melalui prosedur yang sesuai
di mana setiap anggota mempunyai peluang yang sama sebagai sampel penyelidikan.
2. Proportionate
Stratified Random Sampling, teknik ini hampir sama dengan simple random
sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan tingkatan di dalam populasi.
3. Disproportionate
Stratified Random Sampling, adalah teknik yang hampir mirip dengan
Proportionate Stratified Random Sampling dalam hal heterogenitas populasi.
Namun, ketidakproporsionalan penentuan sampel didasarkan pada pertimbangan jika
anggota populasi berkelompok namun kurang proporsional pembaginya.
4. Cluster
Random Sampling, apabila kita menyeleksi anggota sampel dalam kelompok dan
bukan menyeleksi individu-individu secara terpisah . Pengambilan sampel semacam
ini kadang-kadang dikaitkan dengn pengambilan sampel wilayah, sebab dalam
pelaksanaannya seringkali didasarkan atas letak geografis.
b.
Nonprobability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilihmenjadi sampel. Teknik ini meliputi:
1. Jika
peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat
pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat
digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa” (Nuraida Halid Alkaf:2009).
2. Sampling
Kuota, adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang
memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Dalam pengambian
sampel kuota, kit mengidentifikasikan kumpulan karakteristik penting dari
populasi dan kemudian memilih sampel yang diinginkan secara nonacak. Hal ini
diasumsikan bahwa sampel-sampel tersebut sesuai dengan karakteristik populasi
yang ditetapkan.
3. Samping
Aksidental,merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan atau siapa saja
yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik
sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.
4. Purposive Sampling, Sesuai dengan namanya,
sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu
diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu
tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Sampel dipilih
berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk
dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya, untuk memperoleh data tentang
bagaimana keadaan atau karakteristik suatu sekolah, maka kepala sekolah
merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment
sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka
mempunyai “information rich” (Amirul Hadi:1998).
5. Sampling
Jenuh, adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika
populasi dianggap kecil atau kurang dari 100.
6. Snowball
Sampling, adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemuian terus
membesar ibarat bola salju. Dalam sampling ini penelti mulai dengan kelompok
kecil yang diminta untuk menunjuk kawan masing-masing. Kemudian kawan-kawan itu
diminta menunjuk kawan masing-masing, dan begitu seterusnya sehingga kelompok
itu menjadi semakin bertambag besar. Samping ini dipilih bila peneliti ingin
menyelidiki hubungan antar manusia dalam kelompok yang akrab, atau menyelidiki
cara-cara informasi tersebar dikalangan tertentu. Untuk mempermudah pemahaman
kita mengenai bagaimana penarika sampel serta mendapatkan sampel yang
benar-benar mewakili maka ada beberapa langkah dalm melakukan pengambilan
sampel. Kuncoro (2003:104) menyebutkan bahwa dalam pengambilan sampel, dapat
dilakukan langkah-langkah berikut diantaranya, menentukan populasi target,
membuat kerangka sampling, menentukan ukuran sampel, menentukan teknik dan
rencana pengambilan sampel, dan pelakukan pengambilan sampel.
BAB
III
KESIMPULAN
dan SARAN
A.
Kesimpulan
Drai uraian tentang populasi dan sampel dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1.
Penelitian adalah
pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif,
dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan
proses kreatif
untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh
suatu informasi
2.
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari, objek dan subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan
benda-benda alam yang lain.
3.
Sampel merupakan bagian dari populasi
yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian
B.
Saran
Dalam sebuah penelitian, salah satu
bagian dari langkah-langkah penelitian adalah menentukan
populasi dan sampel penelitian. Peneliti harus dapat menganalisa data keseluruhan
objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti
juga harus dapat mengidentifikasi
sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati
dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan
metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan
data terhadap objek.
DAFTAR PUSTAKA
Alkaf, Halid
Nuraida. 2009. Metodologi Penelitian
Penelitian. Ciputat: Islamic Research publishing.
Hadi, Amirul. 1998. Metodologi
Penelitian Pendidikan II. Bandung:
Pustaka Setia.
Muri yusuf.2007. Metodelogi penelitian.
Padang: UNP Press
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nazir. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Sudjana.
2005. Metoda Statistika. Bandung: Darsito.
Suharsimi, Arikunto.2002. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono.
2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Komentar
Posting Komentar