Qada dan Qadar




Bab I
Pendahuluan

A. latar belakang
Qada dan qadar adalah ketetapan ilahi, yang artinya bahwa segala sesuatu yang terjadi dialam semesta ini diketahui , dicatat, dikehendaki, dan diciptakaan oleh allah SWT.
 Namun sebagian umat islam tak memahami dan mengerti qada dan qadar yang terjadi dalam kehidupan sehari, bagaimana menanggapi qada dan qadar tersebut dan apa hikmah mengimani qada dan qadar.
Padahal qada dan qadar adalah rukun iman ke enam, sangat disayangkan apabila kita umat islam tak mengetahui, mengerti, bahkan tidak mengimani qada dan qadar yang menjadi landasan iman kita.

B. Rumusan masalah
1.      Apa itu qada dan qadar ?
2.      Mengapa kita harus mengimani qada dan qadar ?
3.      Bagaimana cara kita mengimani qada dan qadar ?
4.      Apa hikmah mengimani qada dan qadar ?

C. Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas perkuliahan
2.      Untuk mengetahui apa qada dan qadar
3.      Untuk mengetahui apa hikmah mengimani qada dan qadar
4.      Untuk mengetahui bagaimana cara kita mengimani qada dan qadar





Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Qada dan Qadar
Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan.
Sedangkan menurut istilah, qada adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati, dan seterusnya.
Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Qadar disebut juga dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang, maupun akan terjadi.

B. Iman Kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada qada dan qadar adalah menyakini dengan sepenuh hati adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Semua itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Dalil – Dalil Tentang Beriman Kepada Qadha dan Qadar.
Rukun iman ke enam (iman kepada qadq dan qadar)
Q.S Ar-Ra’d ayat 11 :
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Q.S Al-A’laa ayat 3
Artinya :"Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.”
QS. al-Insan ayat 2-3
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
Q.S Al imran ayat 145
Artinya : Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Q.S Al kahfi ayat 29
Artinya : Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek

Qada dan qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir, Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia.

Takdir
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.
Takdir allah SWT terbagi menjadi dua yaitu,
A. Takdir mubram
Adalah takdir allah SWT yang pasti terjadi sebuah contoh dalam kehidupan ini, hukum allah SWT yang berlaku dibumi ini, yaitu hukum sebab akibat bersifat tetap yang merupakan qada dan qadar sesuai kehendak allah SWT, dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia.
Contoh Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit  putih. Contoh lainya seperti rotasi bumi pada porosnya 24 jam sehari, itu semua adalah qada dan qadar allah SWT yang diketahui manusia sebagai hukum-hukum  alam yang akhirnya menjadi teori ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Takdir mu’ allaq
Adalah takdir allah SWT yang masih bisa diusahakan kejadianya oleh manusia yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contohnya seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian.
Qada dan qadar allah SWT yang berhubungan dengan nasib manusia adalah rahasia allah SWT, hanya allah SWT saja yang mengetahuinya, manusia diperintahkan untuk mengetahui qadq dan qadar melalui ikhtiar.
Jalan hidup manusia seperti itu sudah ditetapkan oleh allah SWT pada zaman azali yaitu masa sebelum terjadinya sesuatu atau masa yang tidak bermulaan.
Q.S Al hadid ayat 22
Artinya : Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
            Ayat diatas menjelaskan bahwa sebelum manusia diciptakan, allah SWT terlebih dahulu menentukan ketetapan-ketetapanya bagi manusia ditulis di lauh mahfuz, dalam ayat lain juga allah berfirman
Q.S An nisaa ayat 78
Artinya : Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
            Dalam ayat ini jelas bahwa kematian seseorang pasti akan datang dan tidak ada seorang pun mengetahui kapan datangnya.
Dengan meyakini qada dan qadar apakah kita harus pasrah begitu saja?, toh semua nasib manusia dan perbuatan manusia telah ditentukan oleh allah SWT, tapi siapakah yang mengatahui takdir manusia, siapa yang tahu akan menjadi apa kita nanti guru, PNS,,  pejabat, atau bahkan milloner?, siapa jodoh kita nanti bagaimana rezeki kita dan sebagainya?, tidak seorang pun mengetahui.
Jadi kita menunggu sesuatu yang tidak kita ketahui oleh karena itu sikap yang benar adalah kita mencari takdir, yang artinya berusaha dengan sekuat tenaga melalui berbagai cara yang ditunjukan allah SWT untuk menemukan nasib kita sendiri, itulah yang disebut dengan ikhtiar
Q.S Ar-Ra’d ayat 11 :
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi.
Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri.
Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik, bidang usaha yang akan dilakukann harus dikuasai dengan mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-hati mencari teman (mitra) yang mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-perbaikan dalam manajemen yang professional.

Tawakal
Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Berdasarkan (Q.S at-Talaq ayat 3)
Artinya : Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu
Allah swt akan mencukupkan segala keperluan orang-orang yang bertawakal dan bila dijabarkan orang yang bertawakal akan :
1. Mendapatkan limpahan sifat ‘aziz atau kehormatan dan kemuliaan.
2. Memiliki keberanian dalam menghadapi musibah atau maut.
3. Menghilangkan keluh kesah dan gelisah, serta mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan kegembiraan.
4. Mensyukuri karunia Allah swt. serta memiliki kesabaran apabila belum memperolehnya.
5. Memiliki kepercayaan diri dan keberanian dalam menghadapi setiap persoalan.
6. Mendapatkan pertolongan, perlindungan, serta rezeki yang cukup dari Allah swt.
7. Mendapatkan kepercayaan dari orang banyak karena budi pekertinya yang terpuji dan hidupnya yang bermanfaat bagi orang lain.

C. Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
A. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian.
(QS. An-Nahl ayat 53)
Artinya : “dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”



B. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
(QS.Yusuf ayat 87)
Artinya : Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.

C. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
(QS Al- Qashas ayat 77)
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

D. Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
(QS. Al-Fajr ayat 27-30)
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku.



Bab III
Penutup

A, Kesimpulan
Qada dan qadar adalah ketetapan ilahi, yang artinya bahwa segala sesuatu yang terjadi dialam semesta ini diketahui , dicatat, dikehendaki, dan diciptakaan oleh allah SWT.
 Namun  kita harus mengimaninya karena masih termasuk rukun iman, dalam menyikapinya kita harus berihtiar dan betawakal dalam kehiduapan sehari-hari, karena mengandung banyak hikmah  yang terkandung dalam kita mengimani qada dan qadar.

B, Penutup

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan bagi pembaca yang arif dan bijak, hendaknya dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun untuk  penulisan makalah selanjutnya








Daftar pustaka
Junaidi hidayat, Akidah dan akhlak

Al quran terjemah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN "KEPRIBADIAN MENYIMPANG"

TEORI BELAJAR SOSIAL DAN TIRUAN

KESEHATAN MENTAL " TRAUMA"

Translate