Endrik Robie

Kerinduan ini semakin dalam disetiap waktu. Hampa jiwa dan hati, terasa apabila hilang namamu walaupun sejenak Apabila saat aku jauh darimu, jatuh ku dalam kenestapaan Engkau yang memberi satu warna yang tak pudar Hingga semua keraguaan engkau hapus dengan satu warna Mungkin bukan insan kammil, tetap ku akan  berusaha menjadi yang terbaik Kusadar akan hina diriku, kusadar akan dosaku kusadar akan salahku Hingga kutak terperdaya dengan semua ini Hanya berharap akan warna yang akan menerangi dalam kegelapan Berikan aku jalan dalam kenestapaan ini, dan tak akan kuberpaling akan keagunganmu, Berikan kedamaian batinku akan kuasamu yang niscaya memberiku penerangan dalam hidup.

Sudahlah kita tlah tau siapa aku, siapa engkau Tak terhalang lagi, siapa engkau, siapa aku Tlah tampak pembeda antara kita Bukan salahmu, bukan salahku Bukan inginmu, bukan inginku Tak pernah aku harap, tak pernah engaku harap Namun harus tetap  kita jalani Keadaanlah yang memaksa Jangan kau ratapi, janganlah kau bersedih Ku sadari siapa engkau yang kukagumi Ku sadari siapa aku yang mengagumimu Ingin ku menagis namun takan merubah semua Cepatlah engkau lari dariku Sebelum ku semakin terjerat dalam ikatanmu Maaf tlah mengusik hidupmu Titipkan maafku untuk kedua orang tuamu Ku akan menjauh, dan janganlah engkau mengigat kisah kita Anggaplah semua jadi kenagan lalu Pastilah semua orang tua ingin yang terbaik tuk anaknya Yakinlah Tuhan pasti memberi yang terbaik tuk kita Percayalah semua akan berlalu menjadi kenagan Percayalah semua kan berganti dengan senyuman Bersama seorang yang lebih baik yang akan selalu menjagamu Dan menamani hidup...

Siang ini bagai kegelapan Mereka semua saling menyembunyikan cahaya Tak malu mereka berdalih dengam metafora-metafora Mereka berjalan daintara dilema Mereka tak segan menyisihkan cahaya hakiki Tuk mencari keutamaan Padahal mereka tau apa yang telah mereka lalui Tak ingin menjadi pecundang dimata pembual Mengiginkan kebenaran sejati Menegakan keadilan Meniggikan martabat Hanyalah lantunan para penyair Tetapi mereka memperkeruh Merendehkan Meruntuhkan Menghina Realitas ini Bukan hanya kita terluka Ibu kita pun cemas Naskah gila apa Yang kalian tulis untuk kami Dengarlah jeritan kami Kami hanya bermunajat olehnya Kembalikanlah cayaha hakiki yang hilang